NEWS

Literasi Digital, Kominfo Angkat Tema Dakwah yang Ramah di Internet

484

 

Redaksi

Palopo – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siber Kreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 10 Juni 2021, di Palopo, Sulawesi Selatan dengan menghadirkan 140 peserta. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali adalah “Dakwah yang Ramah di Internet.”

Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari Dr. Bambang Sadono selaku pelatih cek fakta bersertifikasi Google sekaligus Pemimpin Redaksi KabarToraya.com, Arham Kendari selaku narablog sekaligus pemengaruh, Dr. Usman Jasad S.Ag selaku dosen sekaligus pengurus MUI Sulawesi Selatan, dan Prof. Dr. Abdul Pirol M.Ag yang merupakan Rektor IAIN Palopo. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Rachman Pratama selaku jurnalis. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Pemateri pertama adalah Bambang Sadono yang membawakan tema “Konten Agama yang Efektif Melalui Media Digital.” Menurut dia, konten berisi agama dan dakwah perlu memperhatikan aspek jurnalistik seperti pendekatan 5W1H agar informasi serta pesan yang diterima masyarakat utuh dan jelas. “Pendakwah harus tahu bagaimana kondisi dan psikologis target audiensnya,” tegas Bambang.

Berikutnya, Arham Kendari menyampaikan materi berjudul “Dakwah yang Ramah.” Ia mengatakan, dakwah melalui media digital berpotensi meninggalkan dampak yang besar karena memiliki cakupan lebih luas. “Oleh sebab itu, menggunakan media digital untuk dakwah perlu kehati-hatian,” pesan Arham.

Sebagai pemateri ketiga, Usman Jasad membawakan tema “Literasi dalam Berdakwah di Dunia Digital.” Dalam paparannya, ia membagi dakwah melalui media digital menjadi dua, yaitu konvensional dan modern. Adapun tujuan dakwah digital adalah merangkul jamaah secara lebih masif, efektif, dan efisien. “Sampaikan materi dakwah secara persuasif, rasional, dan dialogis yang dipaparkan secara singkat, padat, dan jelas,” tambah Usman.

Pemateri terakhir, Abdul Pirol, menjelaskan, meskipun media digital bisa menjadi saluran dakwah yang luas, namun perlu perhatian khusus bagi masyarakat. Sebab, di sisi lain tak jarang media digital justru menjadi bumerang jika tidak dibarengi dengan pengetahuan dan bekal agama yang kuat. “Di sisi lain, literasi media individu dan masyarakat juga diperlukan agar tidak mudah terjerat hoaks. Perlu juga ada panutan pemuka agama yang memiliki pengakuan luas dan menyampaikan pesan agama dengan ramah,” imbuh Abdul Pirol.

Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Terlihat antusiasme dari para peserta yang mengirimkan banyak pertanyaan kepada para narasumber. Panitia memberikan uang elektronik senilai Rp 100.000 bagi 10 penanya terpilih.

Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version