HEADLINE NEWSKendariMETRO KOTANEWS

Mahasiswa Konsel Tuding Bupati Bohong Soal Pembangunan Asrama

630
Ketua Poros Pemuda Sultra, Jefri Rembasa (tengah), Aliyadin Koteo (kiri), Alfian Annas (kanan) saat konferensi pers. Foto: MEDIAKENDARI.com/M. Ardiansyah R

Reporter: M. Ardiansyah R.
Editor: Kang Upi

KENDARI – Bupati Konawe Selatan (Konsel), Surunuddin Dangga dituding telah berbohong atas rencana pembangunan asrama bagi mahasiswa. Pasalnya, sudah dua bulan sejak rencana ini dibahas, hingga kini belum ada realisasi.

Mahasiswa se-Konsel pun telah berulang kali menyampaikan tuntutan atas rencana tersebut. Terbaru, tuntutan ini disampaikan dalam aksi demonstrasi di Kantor Bupati Konsel, Senin 2 September 2019 lalu.

Ketua Poros Pemuda Sultra, Jefri Rembasa menjelaskan, pihaknya pernah diminta untuk mencarikan lahan lokasi asrama dan telah menemukan lokasi yang cocok. Namun, setelah alamat lokasi tersebut diserahkan ke Pemda, malah terkesan diabaikan.

Pasalanya, sejak pelaporan atas alamat lokasi tersebut dilakukan, pada dua bulan yang lalu, hingga kini dirinya tidak pernah dikonfirmasi oleh Pemda Konsel untuk rencana tindak lanjutnya.

“Ada tiga lahan dengan pemilik yang berbeda selama dua bulan pulang balik hanya untuk asrama, ternyata kami diabaikan terutama pada Sekertaris Daerah (Sekda),” jelasnya Jefri, konferensi pers di salah satu cafe di Kota Kendari, Jumat, (15/11/2019).

Jefri juga menegaskan, Bupati Konsel, Surunuddin Dangga sudah menandatangani kesepakatan diatas materai untuk membangun asrama tersebut tahun 2020, dengan rencana pembebasan lahan akan dilakukan tahun 2019 ini.

“Janji Bupati Konsel pada saat itu akan mencarikan lahan sampai 1 hektare, tapi untuk mengurangi beban Pemkab, kami minta ukuran 50×50, selain itu kata Bupati pada saat itu berapapun harga lahan itu akan tetap di beli, justru malah sebaliknya kita diberikan dengan alasan yang tidak masuk akal,” tegasnya.

BACA JUGA:

Ditempat yang sama, salah seorang pemuda Konsel, Aliyadin Koteo, menilai jika Pemkab Konsel telah berbohong atas rencana pembangunan asrama mahasiswa tersebut.

“Bupati Konsel membohongi kami sampai Sekda Konsel pun yang di berikan tanggung jawab justru mengabaikan, ini tidak ada hubungannya dengan politik, kami merasa di bohongi, kemarahan kami murni kekecewaan,” tegasnya. Pendiri Gerakan Mahasiswa Konsel Menginspirasi (GMKM) ini

Aliyadin menambahkan, asrama Konsel merupakan kepentingan mahasiswa yang kuliah di Kota Kendari. Ia berharap, Bupati Konsel dapat merealisasikan janjinya untuk membangun asrama mahasiswa sebagaimana yang ia tanda tangani.

Selain itu, Aliyadin juga mengkritisi adanya pemotongan anggaran dari Rp 1 miliar menjadi Rp 600 juta, untuk pembangunan asrama mahasiswa Konsel.

“Persoalan yang habis ditandatangani di depan publik saja sudah diabaikan begitu saja, bagaimana mau melanjutkan pembangunan Konsel ke depan kalau hal seperti ini saja tidak bisa di realisasikan,” tambahnya

Aliyadin mengancam akan menurunkan mahasiswa Konsel untuk menagih janji kepada Bupati, hingga bupati mau merealisasikan janjinya saat itu juga.

“Kami berharap biar setengah saja bayar lah dulu, tapi biar satu rupiah pun tidak ada, dan kita pastikan tidak ada ruang untuk Bupati, kalau perlu diboikot tanpa ada aktifitasnya,” tegasnya.

Terkait maslah ini, MEDIAKENDARI.com telah meminta konfirmasi kepada sekertaris daerah Konsel, Sjarief Sajang via WhatsApp. Namun pesan yang dikirimkan dibaca tanpa dibalas, dan saat ditelfon tidak diangkat.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version