NEWS

Mantan Pelatih Apriyani Rahayu Terlupakan, Dijanji PNS Hingga Sekarang Masih Honorer

25249
Tampak Sofian Dan Apriani Rahayu Pada Saat melakukan Foto bersama

Editor : Sardin.D

Redaksi

KONAWE – Sofian Mansyur merupakan mantan pelatih Apriyani Rahayu, menyayangkan sikap peraih medali emas bulu tangkis Olimpiade Tokyo yang melupakan dirinya.

Menurutnya, sejak pertama kali Apriyani mengenal olahraga Badminton di Kabupaten Konawe, dialah orang yang paling pertama kali melatih Apriyani.

“Setelah sukses, Apriayani dan pemerintah melupakan saya. Padahal, sayalah orang yang pertama kali melatih Apriyani bulutangkis hingga sukses seperti ini,” keluh Sofian Selasa, 10 Agustus 2021.

Sofian juga mengatakan pada tahun 2007, Ia meninggalkan pekerjaannya di PT. Masaindah Makassar Cabang Kendari agar melatih Apriyani dan kawan-kawan.

“Saya diminta membina sekaligus melatih anak-anak Bulu Tangkis di konawe. Yang secara kebetulan saat itu 2007 bertepatan dengan Porda Kabupaten Muna,” bebernya.

Lanjut Sofian menceritrakan awal dirinya dipanggil pengurus Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (BPSI) Cabang Konawe untuk melatih anak-anak yang akan melakukan latihan bulu tangkis di konawe.

“Saya dipanggil Pak Nasir (Mantan Kadis Kehutanan) yang juga Ketua PBSI Konawe, Ujung Lasandara dan Jahiuddin untuk melatih Apriyani dan teman-temannya di konawe,” ujarnya.

Tampak Apriani Rahayo Pada Saat Di latih Sofian

 

Sofian bilang melalui tawaran itulah, yang notabene ia juga sudah merindukan olah raga kesayangannya menerima tawaran pengurus PBSI Konawe tersebut.

“Kebetulan juga saya sudah rindu olah raga bulu tangkis, maka saya terima dan melatih untuk persiapan Porda di kota Raha pada tahun 2007,” ungkap Pria Kelahiran Makassar 6 Agustus 1973 kepada Mediakendari.com

Lebih lanjut Sofian, dengan tawaran gaji Rp 1,5 juta perbulannya dan hanya berjalan sekira selama 5-6 bulanan. Kemudian aktifitas latihan dihentikan termasuk gajinya ikut dihentikan.

“Karena berhenti aktifitas semuanya, kemudian saya meminta iuran pada anak-anak yang masih berlatih bulutangkis sebesar Rp 50 perorang perbulannya,” ungkapnya.

Lebih jauh Sofian menerangkan, alhasil untuk putra yang mengikuti Porda di Raha (Kabupaten Muna) yaitu Robin, Ardian, Rahi, Iki, Asdan, Dendi, dan untuk putri Ayiah, Yanti dan Putri.

“Di Porda Muna mereka memperoleh juara 3. Sementara Apriyani Rahayu ikut sebagai penonton karna dia masih duduk di bangku SD,” ujarnya.

Usai Porda, kata Sofian, ia kembali membina anak-anak di PBSI di Gedung GOR tiap sorenya.

“Saya terus melatih anak-anak termasuk Apriyani Rahayu. Apriayani Rahuyu memang pada saat itu memiliki bakat,” ucapnya.

Suatu ketika, dirinya mengirim Apriyani Rahayu bertanding Bulu Tangkis di Makassar dan alhasil Apriyani meraih juara.

“Pada saat mengikuti kejuaran, Apriyani tinggal bersama Almarhum mamamnya dirumah saya di Makasar. Puji Tuhan pada saat kejuaaran itu Apriyani memperoleh juara tiga,” jelasnya.

Selanjutnya Sofian menjelaskan, setelah kejuaraan itu, dirinya kembali melatih Apriyani bersama kakak-kakak seniornya di Gor Konawe yang dibantu oleh asistennya bernama Iwan.

“Memang Apriyani memilki bakat dan saingannya pada saat itu bernama Isra dari PB Indah Jaya,” ujarnya.

Ia menambahkan, Apriyani dan Isra sering bertemu difinal dan seiring bertambahnya waktu pada saat Porda 2011 di Konawe Selatan (Konsel). Dan Kabupaten Konawe ikut Porda, anak-anak binaannya pun diikut sertakan termasuk Apriyani Rahayu.

“Apriyani pada saat itu sudah di SMP dan Pordanya memang di Konsel tapi tempat pertandingan di Kota Kendari,” terangnya.

Apriyani Rahayu, lanjut Sofian keluar sebagai pemain tunggal putri bersama pasangannya Yuli.

“Dari kelas perorangan dan ganda putri, Apriyani mendapat mendali emas. Sementara kakak seniornya yang lain mendapat mendali perunggu. Jadi total medali keseluruhan, di porda konsel sebanyak 7 buah,” jelasnya.

Dikatakan Sofian, bermula dari Porda Konsel penggurus memberikan arahan untuk menjaga dan terus membina Apriyani.

“Bermula dari Porda Konsellah Apriyani mengawali karir dan keberhasilannya. Usai sanalah dan lanjutanya saya angkat tangan karna saya tidak tahu menahu Apriyani kala itu di antar di Bandara Halu Oleo untuk mengikuti pembinanan di Jakarta.
“ Setelah itu saya dan Apriyani masih sering kontak, cuma itulah yang saya sayangkan nama saya tidak di sebut oleh Apriyani Rahayu setelah meraih prestasi meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020,” cetus Sofian dengan nada kecewa pada Apriyani.

Ia menambahkan kalaupun informasi yang ia sampaikan ini tidak benar bisa mencari kebenaran pada kakak-kakak senior.

“Dan saya sampai sekarang saya pernah dijanjikan jadi PNS dan saya pernah ikut SKB. Hingga sampai sekarang ini saya masih jadi honorer di BLud Rumah Sakit Konawe,” ucapnya.

Meski dirinya masih menyandang pegawai Honorer, lanjut Sofian, dirinya sudah senang karena masih buka pembinaan tetap di SKB sampai sekarang ini.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version