HEADLINE NEWSKendariMETRO KOTA

Rakor Lintas Sektoral Ops Ketupat Anoa 2019, Kapolda Sultra Sebut Ada Empat Potensi Kerawanan

269
×

Rakor Lintas Sektoral Ops Ketupat Anoa 2019, Kapolda Sultra Sebut Ada Empat Potensi Kerawanan

Sebarkan artikel ini
Kapolda Sultra, Brigjen Pol Iriyanto saat membacakan sambutannya. Foto Hendrik B/Mediakendari.com/B

Reproter : Hendrik B

Editor : Taya

KENDARI – Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar rapat koordinasi (Rakor) lintas sektoral operasi ketupat anoa 2019 dalam rangka memberikan rasa aman dan nyaman pada perayaan Idul Fitri 1440 H di Aula Dachara Polda Sultra, Selasa (21/5/2019).

Kapolda Sultra, Brigjen. Pol. Iriyanto mengatakan, saat ini potensi kerawanan ada empat yaitu yang pertama adalah stabilitas harga dan ketersediaan bahan pangan.

“Tahun 2018 lalu, secara umum stabilitas harga pangan dapat terjaga dan tidak terjadi kelangkaan bahan pangan, karena berkat kerjasama dari semua instansi terkait yakni Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, Bulog, maupun Satgas Pangan Polri,” ucap Iriyanto saat membawakan sambutannya, Selasa (21/05/2019).

Ia juga mengatakan, potensi permasalahan saat ini yakni masih berkisar pada distribusi pangan dan penimbunan oleh kelompok kartel atau mafia pangan, maupun perilaku negatif pelaku usaha yang menaikan harga di atas harga yang ditetapkan.

“Jadi kita perlu kerjasama dan langkah proaktif dari stakeholders terkait, guna untuk mengatasi permasalahan ini,” lanjutnya.

Selain itu, lanjut Iriyanto, permasalahan yang kedua yaitu kelancaran dan keselamatan arus mudik serta arus balik.

“Saya memberikan penekanan terhadap seluruh personil untuk melakukan pemantauan secara cermat terutama pada titik rawan macet dan rawan kecelakaan,” terangnya.

Ia menjelaskan, potensi kerawanan ketiga yang juga harga harus diantisipasi adalah potensi bencana alam dan gangguan kamtibmas lainnya, seperti curat, curas, curamor, copet, pencurian rumah kosong, begal, dan hipnotis.

“Saya berharap kepada kepala satuan wilayah agar dapat mengambil langkah proaktif maupun preventif yang perlu sehingga bisa meminimalisir tindakan krimanal,” harapnya.

Sedangkan potensi kerawanan keempat, kata dia, ancaman tindak pidana terorisme yang bisa menyebabkan potensi aksi terorisme.

“Saya juga berharap seluruh Kasatwil dapat terus menerus berkoordinasi dengan pihak Basarnas, BMKG, dan pihak terkait lainnya,” pungkasnya. (a)

You cannot copy content of this page