KendariMETRO KOTA

Seluruh Aktivis Sultra Diajak Mempressure Kasus Penganiayaan Warga Konkep

814
Randi Saban Dawir, Eks-Ketua Umum HMI Komisariat FKIP

Reporter : Ridho

Editor : Def

KENDARI – Pasca terjadinya tindakan represif yang diduga dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) dalam aksi penolakan tambang yang berada di Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) yang mengakibatkan jatuhnya beberapa korban saat menggelar aksi di Kantor Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Rabu (6/3/2019), mengundang keprihatinan banyak pihak.

Kabarnya dalam aksi itu sejumlah Mahasiswa dan Warga Konkep mengalami luka ringan, dan beberapa lainnya harus mendapatkan perawatan serius.

Sehingga dengan adanya insiden itu, seluruh aktivis di Sultra diajak untuk ikut mempressure permasalahan tersebut.

Salah satu pengurus HMI cabang Kendari, Randi Saban Dawir sangat menyayangkan aksi yang dilakukan oleh Kepolisian Resort Kendari dan Satuan Polisi Pamong Praja kota Kendari.

“Aparat Kepolisian dan Satpol PP seharusnya bertugas untuk mengayomi masyarakat bukan menganiaya masyarakat,” terangnya, Kamis (7/3/2019).

Eks-Ketua Umum HMI Komisariat FKIP menambahkan, hal ini merupakan kasus kemanusiaan yang harus dibela dan diperjuangkan.

“Ini persoalan kemanusiaan yang harus dibela ketika melihat kawan-kawan aktivis yang menyampaikan aspiranya diinjak-injak serta dipukuli seperti halnya bukan manusia,” ungkapnya.

Baca Juga :

Dalam kesempatan itu, dirinya mengajak seluruh aktivis se-Sultra untuk bersama-sama dapat mempressure persoalan kemanusiaan ini hingga tuntas, karena menurutnya tindakan ini sudah menciderai nilai-nilai dari Pancasila, yakni sila ke-2, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

“Saya mengajak seluruh aktivis-aktivis se-Sultra agar bersama-sama dapat mempressure persoalan ini, sebab jika dibiarkan, kita khawatirkan kejadian semacam ini dapat terulang lagi,” tutupnya. (B)

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version