Reporter : Hasrun
Editor : Def
KASIPUTE – Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1941 yang dilaksanakan pada Kamis (7/3/2019) besok, ratusan umat Hindu di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar Festival Ogoh-ogoh. Festival yang menjadi pusat perhatian masyarakat digelar di Desa Kalaero, Kecamatan Lantari Jaya, Rabu (6/3/2019).
Beberapa ogoh-ogoh yang ditampilkan salah satunya adalah Sang Raja Kala yang merupakan jelmaan siluman binatang yang berubah menjadi manusia dan memiliki sifat yang jahat.
Baca Juga :
- Hari ke Tiga Pekan Vaksinasi Tahap Tiga, PKM Rarowatu Capai 50 Persen
- Andi Nirwana Sebbu: Vaksinasi Harus Dilakukan untuk Mencapai Immunity
- Tingkatkan Pendapatan Masyarakat, Pemkab Bombana Organisasikan Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif.
- Begini Kronologis Kebakaran Kapal KM Bukit, Sumber Poleang
- Puluhan Randis Pemkab Bombana Akan Dilelang Secara Daring, Pembeli Bisa Nawar Sambil Tiduran
- Penyebab Banjir di Kabaena, DPRD Bombana Bakal Panggil Perusahaan Tambang
Usai festival itu digelar, para ogoh-ogoh tersebut kemudian diarak keliling kampung dengan tujuan untuk menghilangkan aura negatif yang ada di Desa-desa mereka.
Ketua Pembuat Ogoh Kala Raja, Putu Arnawa meyakini dengan digelarnya festival Ogoh-ogoh tersebut sifat-sifat jahat yang ada di dunia akan hilang jika dimasukan ke dalam ogoh-ogoh lalu dimusnahkan. Dan Festival ogoh-ogoh ini wajib dilakukan bagi Umat Hindu.
“Kita pungut Sifat-sifat kejahatan setelah itu kita masukkan ke dalam ogoh-ogoh lalu dibakar. Dalam festival ini ada beberapa ogoh-ogoh yang ditampilkan salah satunya itu Sang Raja Kala sijelmaan siluman binatang yang jahat,” terangnya, disela-sela kegiatan festival ogoh-ogoh.
Sementra itu, Ketua Majelis Umat Hindu (MUH) Bombana, I Ketut Sukerane menuturkan, sebagai warga negara harus menjujung tinggi kebudayaan, begitu halnya dengan Umat Hindu yang ada di Bombana.
Baca Juga :
- Di Musrembang Bappeda Sultra, Pj Gubernur Minta Jajaran Segera Lakukan Pendataan Desa/Kelurahan Presisi, Ini Tujuannya
- Pj Gubernur Sultra Rilis Prakiraan Musim Kemarau
- Peringati HUT Ke 7 Tahun, SMSI Sultra Gandeng PMI Kendari Gelar Donor Darah
- Besok Pembukaan Jambore PKK Konawe Dimulai
- Oknum Komisioner KPU Muna Diduga Langgar Sumpah Jabatan
- Pelapisan Runway Bandara Betoambari Tuntas Lebih Cepat
“Kegitan ini merupakan rutinitas Umat Hindu dalam menyambut Hari Raya Nyepi,” jelasnya kepada Mediakendari.com
Katanya, setelah festival Ogoh-ogoh itu digelar, maka masing-masing warga dari tiga desa yang tersebar di Kecamatan Lantari Jaya, akan mengarak Ogoh tersebut keliling desa.
“Tujuannya, untuk menghilangkan aura negatif, di lingkungan kita supaya menjadi bersih, dan aman,” pungkasnya.(A)