KendariHEADLINE NEWS

Nelayan Libur Melaut Akibat Gelombang Tinggi, Stok Ikan di TPI Kendari Menurun

627
×

Nelayan Libur Melaut Akibat Gelombang Tinggi, Stok Ikan di TPI Kendari Menurun

Sebarkan artikel ini
Foto : Febi Purnasari / Mediakendari.com

Reporter : Febi Purnasari

KENDARI – Angin kencang dan gelombang tinggi yang melanda wilayah perairan di Sultra membuat para nelayan menahan diri dari aktifitas melaut untuk mencari ikan.

Akibatnya, jumlah stok ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sodohoa Kota Kendari mulai menurun sejak beberapa waktu terakhir.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) TPI Sodohoa, Matrah menyebutkan, jenis ikan yang masih tersedia yakni tongkol, dan layang ekor merah.

“Saat ini jenis ikan yang dominan itu ikan tongkol, dan ikan layang ekor merah. Tetapi disisi lain juga ada ikan jenis tertentu volumenya sudah tidak terlalu banyak, seperti ikan cakalang dan ikan rumah-rumah,” kata Matrah, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa, 19 Januari 2021.

Kepala UPTD TPI Sodohoa, Matrah, saat ditemui di ruang kerjanya. Foto : Febi Purnasari / Mediakendari.com

Sementara untuk harga ikan itu sendiri, Matrah mengungkapkan, sesuai hukum pasar, bersamaan dengan berkurangnya stok ikan maka harga cenderung mengalami kenaikan.

“Kenaikannya tidak terlalu jauh, hanya sekitar 10 sampai 25 persen per ekornya,” ungkap Matrah.

Terkait anomali cuaca saat ini, Matrah mengimbau para nelayan yang hendak berlayar disekitar Laut Banda agar tetap memperhatikan keselamatan.

“Mengingat pola angin umumnya dari barat laut sampai timur laut dengan kecepatan angin 2 -25 knot akan berpotensi menimbulkan gelombang setinggi >1,25 sampai 2,5 meter khususnya diwilayah laut banda timur selatan, perairan baubau dan perairan wakatobi. Jadi kalau melihat kondisi yang dapat menggangu keselamatan, agar senantiasa berlindung di pulau-pulau yang bisa menyelamatkan mereka,” imbaunya.

Sementara itu, salah seorang nelayan, Idris (40), mengaku hasil tangkapan ikannya hari ini tidak laku dikarenakan jenis ikan yang didapatkan kurang diminati masyarakat.

“Saya kan nelayan bagan, ada 25 gabus ikan ku yang tidak laku, karena ikan-ikan kecil semua. Baru inikan lagi angin kencang, volume ikan juga berkurang,” ungkapnya. /A

You cannot copy content of this page