EKONOMI & BISNISKendariMETRO KOTANEWSSULTRA

OJK Dorong Pasar Modal Lebih Transparan dan Kredibel

919
×

OJK Dorong Pasar Modal Lebih Transparan dan Kredibel

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi

Reporter : Taswin Tahang
Editor : Kang Upi

KENDARI – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membangun kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan industri pasar modal yang berdaya tahan, efisien, transparan dan kredibel melalui berbagai kebijakan strategis pengembangan.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso menuturkan, ada empat fokus kebijakan di pasar modal yaitu pertama, peningkatan pelaksanaan governance yang lebih baik yang dapat memperkokoh kepercayaan investor dan pelaku pasar terhadap pasar modal Indonesia.

Kedua, meningkatkan peran pasar modal dalam pembiayaan berbagai proyek di sektor strategis pemerintah, diantaranya melalui pemberian berbagai insentif kepada para emiten yang bergerak pada pengembangan sektor strategis dan mengedepankan aspek ramah lingkungan.

Ketiga, meningkatkan jumlah emiten UMKM, melalui penyederhanaan aturan penawaran umum dan kewajiban transparansi bagi UMKM maupun peningkatan peran perusahaan efek daerah, dan keempat, membangun ekosistem pasar modal yang lebih dalam.

Pengembangan ekosistem pasar modal dilakukan dengan antara lain melanjutkan pengembangan central counterparty clearing (CCP), memperluas instrumen pasar modal, yang bersifat konvensional, syariah maupun berwawasan lingkungan, seperti project crowdfunding, obligasi daerah, blended finance dan juga project sebagai yang keempat.

Wimbo mengungkapkan, aktivitas penghimpunan dana melalui penawaran umum di pasar modal tahun 2019 lalu juga terbilang baik, yaitu sebesar Rp166,8 triliun dengan 60 emiten baru dan 3 equity crowdfunding, atau meningkat dibanding posisi 2018 sebesar Rp166,1 triliun dengan 62 emiten baru

“Ini menandakan masih tingginya kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia. Tingginya market confidence ini juga diperkuat oleh hasil survey yang dilakukan Bloomberg terhadap 57 global investors dan traders yang menempatkan Indonesia di ranking tertinggi di antara negara emerging market untuk tujuan investasi di instrumen saham dan surat utang,” kata Wimboh dalam pers rilis yang diterima MEDIAKENDARI.com. Rabu (3/1/2020).

BACA JUGA :

Untuk diketahui, data OJK mencatat pada 2019, meski ekonomi Indonesia terdampak pelambatan ekonomi dunia yang mengakibatkan laju investasi dan ekspansi di sektor riil melemah, namun pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh di atas 5 persen dengan tingkat inflasi terkendali dan stabilitas sektor jasa keuangan yang masih terjaga.

Di pasar modal, IHSG pada 2019 masih mencatatkan pertumbuhan yang positif, yaitu 1,70%, ditutup di level 6.299,5. Net buy investor asing di pasar saham mengalami peningkatan yang begitu signifikan, darimencatatkan net sell Rp 50,7 triliun di tahun 2018 menjadi net buy Rp 49,2 triliun di tahun 2019.

You cannot copy content of this page