KONAWESULTRA

Pelajar di Konawe Dituntut Jadi Pelopor Anti Kekerasan

341
×

Pelajar di Konawe Dituntut Jadi Pelopor Anti Kekerasan

Sebarkan artikel ini
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) bersama dengan Forum Komunikasi Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) bersama dengan Forum Komunikasi Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA)

Redaksi

UNAAHA – Untuk meminimalisir meningkatnya kasus kekerasan terhadap terhadap anak dan perempuan di Kabupaten Konawe, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) bersama dengan Forum Komunikasi Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA) Sulawesi Tenggara (Sultra) terus mensosialisasikan pencegahannya.

Salah satunya dengan menggelar pelatihan peningkatan kualitas hidup anak, dimana pelatihan yang digelar sejak Rabu (19/12/2018) hingga Jumat (21/12/2018) diikuti beberapa pelajar dari perwakilan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dari lima Kecamatan di Konawe.

Ketua Forum Puspa Sultra, Hasmida Karim mengatakan, untuk menggali pengetahuan dan kapasitas anak dalam mengenali segala bentuk kekerasan yang kerap terjadi dilingkungan mereka masing-masing, maka pelatihan peningkatan kualitas hidup anak perlu dilakukan, sehingga kedepannya mampu meningkatkan kemampuan anak dalam membangun karakter dan kreatifitasnya dalam merencanakan masa depannya.

“Kita berharap dengan digelarnya pelatihan ini dapat meningkatkan keterampilan anak dalam mengatasi atau mencegah terjadinya kekerasan anak, baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Disamping itu, peserta yang ikut pelatihan ini bisa menjadi pelopor anti kekerasan terhadap anak-anak lainnya,” terangnya.

Sementara itu, Kepala DP3A Konawe, Cici Ita Ristianty mengatakan, pelaksanaan pelatihan peningkatan kualitas hidup anak merupakan implementasi dari program Sekolah Ramah Anak dan Program Komite Pemerhati Kekerasan (KPK) yang telah dilaunching beberapa waktu lalu.

“Mudah-mudahan dengan adanya pelatihan ini, para pelajar bisa menjadi pelopor agar nantinya bisa menyuarakan bahwa anak-anak harus terbebas dari yang namanya kekerasan. Disamping itu pelajar yang jadi peserta diharapkan bisa menularkan ilmunya kepada anak-anak yang lain, sehingga program sekolah bisa mewujudkan rasa kenyamanan untuk siswa,” tutupnya.

You cannot copy content of this page