NEWS

Pemkot Baubau Berupaya Menurunkan Angka Stunting 

449
Plt Wali kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse

BAUBAU – Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) berupaya menurunkan angka stunting di daerah itu.

Upaya itu coba diwujudkan dengan langkah awal melalui kegiatan sosialisasi penurunan stunting dan gerakan pencegahan pernikahan anak usia dini (Cepak) di kantor Wali Kota Baubau.

Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Baubau berkolaborasi dengan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) dalam rangka peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK Ke-50 Tahun 2022 tingkat Kota Baubau.

Plt Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse mengatakan soal Stunting tidak hanya pada masalah kesehatan. Namun lebih jauh adalah berkaitan tentang masa depan bangsa. Sebab, stunting sangat mengancam mutu generasi penerus bangsa karena anak yang kena stunting, lebih dari setengah kapasitas hidupnya telah menurun.

“Pada gambaran nasional hari ini, angka Stunting di Indonesia mencapai 27 persen, artinya 3 sampai 4 kelahiran ada satu yang Stunting. Saya kira ini adalah sebuah warning buat kita semua, untuk Bersama-sama membangun kolaborasi dalam upaya penurunan Stunting di Kota Baubau ini,” ungkap La Ode Ahmad Monianse dalam keterangannya ditulis Kamis, 10 Maret 2022.

Baca Juga : Segarkan Fungsi Dan Tugas Pokok Dishub, Sulkarnain Buka Pelatihan Orientasi Lalulintas Dan Angkutan Jalan

Politisi PDIP itu mengapresiasi inisiatif PKK Baubau dan Bappeda yang telah mengadakan kegiatan sosialisasi stunting. Menurutnya, keberadaan dan kiprah PKK sangat dibutuhkan di daerah ini. Terlebih ketika diperhadapkan dengan dinamika dan tuntutan kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi secara simultan.

Ia pun berharap melalui kolaborasi tersebut akan ada penyamaan persepsi program antara Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dengan Tim Penggerak PKK dalam upaya menurunkan angka Stunting dan mencegah Pernikahan Anak Usia Dini di Kota Baubau mengingat Baubau saat ini menjadi salah satu lokus Stunting dari 17 Kabupaten/Kota di Sultra.

“Anak yang terkena stunting juga tidak bisa tumbuh secara optimal, baik pertumbuhan fisik, mental, maupun pertumbuhan otaknya. Kita tidak bisa mengharapkan apa-apa kalau anak-anak kita terkena Stunting karena mereka sendiri tidak akan mampu menghadapi tantangan zamannya. Jadi, saya kira kalau hari ini kita berkolaborasi untuk menyelamatkan anak-anak kita dari stunting sesungguhnya kita sudah berupaya menyelamatkan masa depan bangsa ini,” pungkasnya.

 

Penulis : Ardilan

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version