KENDARI – Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari menggelar rembuk stunting dalam rangka percepatan penurunan stunting di Kota Kendari Jumat, 18 Maret 2022.
Wali Kota Kendari, H Sulkarnain Kadir mengatakan walau angka stunting di Kota Kendari saat ini lebih rendah dari kabupaten/kota yang ada di Sulawesi Tenggara (Sultra) maupun nasional.
“Walaupun rendah ini harus diseriusi karena jika diabaikan akan berdampak besar. Semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terlibat dalam percepatan penanganan stunting harus bekerja sama dalam menuntaskan kasus stunting di Kota Kendari,” ujarnya.
Lebih lanjut Sulkarnain mengatakan bahwa penanganan stunting yang tidak komphrensif justru akan membawa dampak buruk bagi anak anak.
Baca Juga : Boni Lambang Pramana Terpilih Sebagai Ketum Askab PSSI Konawe Selatan
“Seribu hari pertama anak kita itu menentukan bagaimana tumbuh kembang mereka nantinya. Sederhananya stunting bisa dideteksi dari kondisi fisik,” katanya.
Sulkarnain juga mengharapkan dukungan dari berbagai pihak untuk penanganan stunting di Kota Kendari.
“Tidak hanya faktor kesehatan, tetapi hal lain juga harus mendapatkan perhatian seperti ekonomi dan lingkungan tempat tinggal. Kalau anak-anak kita mengalami stunting itu tidak hanya fisiknya tapi yang paling berat itu kalau kemampuan otaknya berkurang,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, Rahminingrum mengatakan bahwa hingga tahun 2022 ini angka stunting di Kota Kendari sebanyak 227 kasus.
“Lokus stunting ditetapkan berdasarkan jumlah keluarga beresiko stunting, jumlah anak stunting dan prevalensi stunting. Ini tersebar di 15 kelurahan dan sekaligus menjadi lokus penanganan stunting,” pungkasnya.
Reporter : Dila Aidzin