AdvertorialKendariSULTRA

Pemprov Sultra Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi, Antisipasi Kenaikan Harga Jelang Ramadan

408
×

Pemprov Sultra Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi, Antisipasi Kenaikan Harga Jelang Ramadan

Sebarkan artikel ini

 

KENDARI, mediakendari.com – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang rutin diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI). Rakor ini digelar secara virtual melalui Zoom Meeting pada Senin (10/2/2025) dan bertempat di Ruang Rapat Biro Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Sulawesi Tenggara.

Rakor dipimpin oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri, Tomsi Tohir, serta menghadirkan narasumber dari berbagai kementerian dan lembaga terkait, di antaranya Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, dan Deputi III Bidang Perekonomian Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono.

Dari Pemprov Sultra, rakor ini dihadiri oleh perwakilan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Pusat Statistik (BPS), Balai Karantina, Biro Perekonomian, Dinas Ketahanan Pangan, serta instansi terkait lainnya.

Antisipasi Kenaikan Harga Jelang Ramadan

Dalam rakor tersebut, Plt. Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir menekankan pentingnya langkah-langkah konkret dalam menghadapi potensi kenaikan harga menjelang bulan suci Ramadan, yang diperkirakan dimulai pada 1 Maret 2025.

“Dengan Ramadan yang kurang lebih tinggal dua minggu lagi, kita perlu melakukan konsolidasi lebih lanjut, terutama bagi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) serta kementerian dan lembaga terkait. Kita harus menghitung dan mempersiapkan stok kebutuhan pokok, distribusi angkutan, serta faktor lainnya hingga Hari Raya Idulfitri. Oleh sebab itu, kami berharap ada langkah konkret dari TPID untuk menghadapi kemungkinan kenaikan harga ini,” ujar Tomsi Tohir.

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam laporannya menyampaikan bahwa pada Januari 2025 terjadi deflasi month-to-month (m-t-m) sebesar 0,76%. Deflasi terbesar disumbang oleh kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil sebesar 1,44%. Sementara itu, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi dengan andil sebesar 0,56%.

Pada minggu pertama Februari 2025, beberapa komoditas mengalami kenaikan harga, di antaranya:

– Cabai merah naik 7,23% dibanding Januari 2025.
– Minyakita naik 0,41% dibanding Januari 2025.
– Gula pasir naik 0,89% dibanding Januari 2025.

Sebaliknya, beberapa komoditas mengalami penurunan harga, yaitu:

– Cabai rawit turun 4,35% dibanding Januari 2025.
– Bawang putih turun 7,96% dibanding Januari 2025.
– Bawang merah turun 7,96% dibanding Januari 2025.
– Telur ayam ras turun 2,56% dibanding Januari 2025.

Berdasarkan data Indeks Perkembangan Harga (IPH), Kabupaten Bombana di Provinsi Sultra mengalami kenaikan IPH sebesar 3,96%, menjadikannya salah satu dari 10 kabupaten/kota dengan kenaikan IPH tertinggi di luar Pulau Jawa dan Sumatera.

Menurut data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kemendagri, komoditas penyumbang utama kenaikan IPH terbesar di 10 wilayah tersebut didominasi oleh cabai rawit dan cabai merah.

Dengan kondisi ini, pemerintah daerah diharapkan terus meningkatkan pemantauan dan pengendalian inflasi guna menjaga stabilitas harga menjelang Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 2025.

Laporan Redaksi

You cannot copy content of this page