NEWSPARTAI POLITIKPOLITIK

Pemuda Sultra Jakarta Dukung Analisis Nur Alam Soal Kongres PAN

950
Ketgam: Pemuda Sultra Jakarta, Laode Izwar Anugrah. Foto: Istimewa

Reporter: Rahmat R
Editor: Kardin

JAKARTA – Pemuda Sulawesi Tenggara (Sultra) Jakarta, Laode Iswar Anugrah, menilai analisis Nur Alam terkait pelaksanaan kongres Partai Amanat Nasional (PAN) tidak layak dilaksanakan di Bumi Anoa benar adanya.

Kata dia, dalam penyampaian Ketua DPW PAN Sultra, Abdurrahman Shaleh dan Ketua POK DPW PAN Sultra, Sukarman pada media belum lama ini sangat tidak memahami maksud mantan Ketua DPW Sultra tiga periode itu, Nur Alam.

“Saya bisa pahami cara pandang mereka, apalagi acara itu akan dikunjungi ribuan orang. Saya melihat pandangan mantan Ketua DPW Sultra (Nur Alam, red) dalam komentarnya dia tujukan ke DPP sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan kongres PAN itu,” katanya di Jakarta, Rabu (22/1/2020).

Menurut pria yang akrab disapa Laode ini, secara umum gambaran Nur Alam bahwa Sultra tidak memiliki daya tarik untuk dijadikan lokasi kongres.

“Saya menganalisa, Nur Alam ini berkomentar bahwa dia mantan Gubernur Sultra dua periode yang tahu betul keadaan Sultra. Baik kesiapan hotel, transportasi udara, darat, fasilitas penunjang lainnya,” ungkap Mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Politik Universitas Nasional (Unas) ini.

Dia menjelaskan, terkait penyampaian Nur Alam adalah dirinya bercermin pada masa lalu ketika kongres PAN lainnya seperti Yogyakarta dan Bali.

“Melihat komentar Nur Alam di pemberitaan di Media. Bahwa dirinya sebagai orang yang membesarkan PAN di Sultra, ketidaklayakan itu adalah akan menyengsarakan kader dan terdegradasinya perkembangan PAN secara nasional,” jelas Iswar.

Komentar yang dilontarkan oleh Ketua dan pengurus DPW PAN Sultra tidak mengimbangi analisis Nur Alam. Sebab Nur Alam menurut Izwar, sudah menggambarkan secara menyeluruh apa sebab Sultra tidak akan sukses melaksanakan Kongres PAN di Sultra.

“Dan menurut saya kapasitas Nur Alam dan Abdurahman Shaleh diketahui di mata publik jauh berbeda. Nur Alam membesarkan PAN di Sultra dan berhasil merebut kemenangan dalam pemilihan umum serta hampir semua kepala daerah adalah kader PAN dan tidak prestasi Abdurahman Saleh belum ada bisa dibanggakan,” tukas Izwar.

Kata dia, sebagai mantan Gubernur Sultra serta orang yang membawa dan membesarkan PAN di Sultra, menilai bahwa ketidaklayakan pelaksaan kegiatan pesta partai didasari atas :

  1. Transportasi menuju Kendari untuk peserta berbagai wilayah di seluruh Indonesia rutenya sangat panjang dan bisa transit dua sampai tiga kali, hal ini akan menciptakan biaya yang tinggi bagi kader-kader yang akan hadir ke kongres atau forum tertinggi tersebut. Frekunesi, penerbangan ke Kendari untuk kondisi saat ini sangat terbatas dan jumlah Penumpangu untuk kebutuhan transportasi rutin dari dan menuju Kendari sanagt padat sementara peserta kongres sebagaimaan lazimnya bisa mencapai ribuan orang.
  2. Untuk tranportasi lokal dalam hal ini ketersidaan mobil-mobil angkut massal, sangat minim serta untuk dukungan kendaraan pribadi kader tidak akan mencukupi
  3. Fasilitas perhotelan, misalnya hotel terbesar di Kendari hanya memiliki kurang lebih 240 kamar dan hotel-hotel lainnya, rata-rata kurang lebih di bawah seratus kamar itupun dengan fasilitas yang sangat terbatas.
  4. Fasilitas penunjang acara kegiatan, juga sangat sederhana untuk ukuran pelaksaan kongres. Kalaupun harsu didadakan barang-barang tersebut didatangkan dari Jakarta
  5. Yang terpenting juga adalah kesiapan infrastruktur partai di daerah dan personel untuk pelaksanaan kegiatan berkapasitas nasioanl, yang ada saat ini sangat lemah (panitia daerah). Kalau hal ini dipaksakan oleh DPP PAN menyelenggarakan kongres apalagi dalam waktu singkat berdasarkan informai pelaksamnaan tanggal 12 Februari 2020 maka diyakini kegiatan akan gagal atau tidak sukses.

“Pelaksaan konsolidasi partai, konsolidasi organisasi hanya akan menyengsarakan peserta atau kader yang datang dari seluruh wilayah Indonesia, bahkan ada kemungkinan banyak yang tidak bisa tiba di Kendari pada waktunya dan banyak yang tidak akan mendapatkan tempat pengianapan,” urai mantan Gubernur Sultra dua periode ini beberapa waktu lalu. (a)

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version