Editor : Kang Upi
Reporter : Ardilan
BAUBAU – Pengembangan Bandara Betoambari Kota Baubau Sulawesi Tenggara (Sultra) terhambat akibat tingginya harga lahan sekitar bandara yang ditawarkan warga.
Padahal, rencana pengembangan bandara tersebut membutuhkan lahan dengan luasan tertentu untuk pembangunan sarana bandara.
Kepala Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Pemkot Baubau, Arif Basar mengatakan, masih ada lima pemilik lahan yang belum menemui kesepatakan harga, karena harga yang disodorkan pemilik lahan terlalu tinggi.
Menurutnya, Pemkot Baubau hanya ingin membeli lahan tersebut sesuai rekomendasi konsultan Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) dengan patokan harga dibawah Rp 200 ribu.
“Ada lima pemilik lahan yang belum menyetujui ini karena persoalan harga. Mereka mau melepas tanahnya dengan harga Rp 500 ribu per meter,” ucap Arif Basari, Kamis (31/10/2019).
Dengan hasil perhitungan KJPP yang menentukan harga dibawah yang diinginkan pemilik lahan, membuat Pemkot belum memutuskan untuk membeli lahan tersebut.
“Hitungan KJPP tidak sebesar yang diinginkan pemilik lahan. Jadi, kami tidak bisa beli melewati dari harga yang dipatok KJPP,” tambahnya.
Meski begitu, Arif mengaku tetap membuka ruang negosiasi hingga akhir tahun 2019 terhadap pemilik lahan. Apabila disepakati, lokasi yang berada tebing itu nantinya akan digunakan sebagai pengaman (Safety) runway.
Baca Juga :
- Wakili Pj Gubernur, Sekda Sultra Hadiri Sidang II DPRD Sultra Terkait Tiga Raperda
- BKPSDM Sultra Studi Banding ke Bali untuk Pengembangan Kepemimpinan
- Resmi Lamar Lima Partai, Bachrun Labuta Siap Menatap Pilkada 2024 Demi Kemajuan Muna Barakati
- Pj Bupati Harmin Ramba akan Pimpin Upacara Hari Pendidikan Nasional Tahun 2024
- Meski Kalah, Sekda Sultra Tetap Puji Penampilan Timnas Indonesia U-23
- Ribuan Masa Pendukung Iringi Bachrun Labuta Daftar di PKB dan PKS
“Tahun ini kita alokasikan anggaran sebesar Rp 6 miliar untuk pembebasan lahan di lokasi tersebut dengan luas sekitar tiga hektar. Lahan itu direncanakan untuk perluasan landasan dan safety runway,” ujarnya.
Selain lima pemilik lahan tersebut, Arif menyebut, ada pula 27 orang lain yang juga memiliki lahan disekitaran Bandara Betoambari yang telah menyatakan sepakat dengan harga tawaran dari pemerintah.
“Dari 32 orang, 27 sudah aman. Lokasi ini direncanakan landasan runway pada tahun 2020 mendatang,” pungkasnya. /B