BUTON TENGAHHEADLINE NEWSNEWSSULTRA

Perawat Takut Corona, Bayi di Buteng Meninggal Dunia di RSUD

1499
La Nguna ayah bayi perempuan 3 bulan saat ingin makamkan anaknya, Selasa 07 April 2020. Foto: Mediakendari.com/Syaud Al Faisal

Reporter: Syaud Al Faisal / Editor: La Ode Adnan Irham

LABUNGKARI – Bayi perempuan berusia 3 bulan asal Desa Matara, Kecamatan Mawasangka, Kabupaten Buton Tengah, Silfia menghembuskan nafas terakhirnya di RSUD Buton Tengah. Ia meninggal dunia tanpa penanganan intensif gegara para perawat takut Virus Corona, Selasa 7 April 2020.

La Nguna (33) Ayah bayi saat diwawancarai di kediamannya menyebut, anaknya sempat dirawat di Puskesmas Mawasangka, yang kemudian merujuknya ke RSUD pukul 18.00 WITA.

Harapan La Nguna yang menginginkan anaknya mendapatkan penanganan lebih baik, sirna setelah lima jam putrinya dibiarkan kejang-kejang di ruang isolasi.

Panik, La Nguna sempat teriak-teriak dan meminta perawat mengecek kondisi anaknya. Namun tak ditanggapi karena ruang isolasi tak bisa dimasuki semua perawat

“Saat itu istriku sudah menangis, saya teriak teriak dan keliling disitu, datangmi mereka rombongan, malah ajak ngomong dengan jarak tertentu, dan mengatakan anakku kena corona, mereka ngomong terus panjang lebar tanpa ada penanganan dibiarkan saja begitu,” katanya.

Setelah pukul 02.00 Wita dini hari, suami istri tersebut tidak bisa berbuat apa-apa hanya saling memandang dan menangis melihat anaknya sekarat hingga meninggal dunia.

Anaknya kemudian dipulangkan menggunakan mobil ambulans Kecamatan Mawasangka.

Saat pemakamanpun, jenazah tidak dimandikan pihak keluarga, termasuk tidak ada pendampingan khusus dari medis.

“Saya langsung kuburkan saja, tanpa dimandikan, saya sendiri masuk dalam liang lahat dengan arahan imam kampung,” pungkasnya.

Di tempat terpisah, Kepala RSUD Buteng, dr Kariadi saat dikonfirmasi meninggalnya bayi tiga bulan karena tak dilayani medis, ia enggan berkomentar banyak.

Ia juga mengaku tengah menggelar rapat bersama bagian pelayanan RSUD Buteng meminta kronologis pasien tersebut.

“Saya masih minta kepada bagian pelayanan, meminta kornologis pasien bagaimana, karena setiap rumah sakit mempunyai pemeriksaan internalnya, nanti kalau sudah jelas nanti saya akan lakukan konferensi pers, agar tidak simpang siur informasinya,” tuturnya. (A)

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version