ADVAdvertorial

Perjuangan Soekarno dan Jenderal Sudirman Dikenang dalam Paripurna DPRD dan Pemprov Sultra

433
Sidang Paripurna DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara

(ADV)

KENDARI – Sesaat sebelum mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke- 74, sidang paripurna DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) yang dipimpin Abdul Rahman Saleh, terlebih dahulu akan mengenang perjuangan Presiden pertama RI, Ir Soekarno dan Jenderal Besar Sudirman.

Sidang itu berlangsung di gedung Paripurna DPRD Sultra, pada Jumat (16/08/2019), dan dihadiri oleh forkopimnda, para Kepala OPD dan tamu undangan.

Dalam sidang itu, Abdul Rahman Saleh, membacakan pidato mengenang para pejuang bangsa. Kata Abdul Rahman Saleh, pada setiap peringatan kemerdekaan negara Indonesia, sepatutnya memberi pelajaran kesadaran mendalam di dalam hati sanubari masyarakat.

Kesadaran tentang nilai-nilai historis-heroisme para pendahulu bangsa, yang gagah perkasa berjuang membela bumi persada tercinta ini.

“Para pendahulu kita rela menanggalkan segala perbedaan, menyatukan keragaman dan mengedepankan visi perjuangan dalam satu aksi bersama melawan penjajahan. Mereka melebur dalam tekad bulat untuk mewujudkan harapan terbitnya sang mentari fajar kemerdekaan Indonesia,” katanya.

Sementara, dalam upaya menggalang bangkitnya perjuangan semesta di bumi tercinta ini, mereka rela memasuki belantara hutan rimba guna menyusun kekuatan perlawanan.

Mereka tercerai dari sanak keluarga yang tercinta, demi suatu perjuangan suci. Mereka sadar bahwa tak ada sebuah perjuangan tanpa resiko, dan bahkan resiko bertaruh nyawa mereka ikhlaskan terurai lepas dari raga.

Jutaan darah para pejuang syuhada mengalir menjadi saksi. Darah mereka terbenam dalam tanah pertiwi, membawa wangi semerbak menemui sang penciptanya. Itulah darah-darah suci sebagai manifestasi yang dijanjikan rasul sebagai “hubbul wathan minal iman”, yakni “cinta tanah air adalah bahagian dari iman“. Dengan begitu, maka tidak salah bila perjuangan kemerdekaan adalah bagian dari perjuangan suci.

“Ia tak boleh lekang oleh kemajuan zaman. Jeberanian para pendahulu kita menembus medan berat perjuangan telah dibuktikan oleh sejarah. semangat cinta tanah air dan keberanian melawan tirani penindasan itu menjadi pelajaran penting bagi kita sebagaimana telah ditunjukkan oleh pemimpin dan pendahulu kita,” sambung Andul Rahman Saleh.

Semangat seperti ini direkam oleh sejarah tentang sikap satria para pendahulu bangsa seperti ditunjukkan dalam dialog antara Presiden Soekarno dan Panglima Besar Jenderal Sudirman. Pada masa agresi militer belanda kedua tahun 1948, dimana Soekarno memerintahkan jenderal besar Sudirman untuk memimpin perang gerliya melawan kekuatan belanda. Presiden sukarno berkata :

“Dirman…! ajaklah pasukanmu perang gerliya…sekali pun kita harus kembali pada cara amputasi tanpa obat bius, dan mempergunakan daun pisang sebagai perban, namun jangan biarkan dunia berkata bahwa kemerdekaan kita dihadiahkan dari dalam tas seorang diplomat. Perlihatkan kepada dunia, bahwa kita membeli kemerdekaan itu dengan mahal yaitu: dengan darah, keringat dan tekad yang tak kunjung padam,” seru Politisi PAN ini dengan nada kencang.

Rekaman sejarah di atas adalah potret historis yang luar biasa dari pemimpin kita. Tekad membawa negara ini untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa adalah niat suci abadi dambaan kita semua. Ia harus mekar dalam gerak langkah setiap generasi-generasi berikutnya. Ia harus dipertahankan bagaimanapun pahitnya. Jenderal besar sudirman pernah mengatakan.

“Robek-robeklah badanku, potong-potonglah jasad ini, tetapi jiwaku dilindungi benteng merah putih yang tetap hidup, tetap menuntut bela siapapun lawan yang aku hadapi,” jelasnya.

Masyarakat Indonesia telah menikmati jerih payah perjuangan pendahulu. Mereka telah mewariskan episode luhur dan terpahat bagai tinta emas diding sejarah bangsa ini. Mereka memberikan pelajaran penting untuk diwarisi tentang makna kepedulian, tanggungjawab, semangat rela berkorban, gotong royong, persatuan dan toleransi. Mereka tidak meminta imbalan atas darah dan nyawa yang telah mereka korbankan untuk kemerdekaan bangsa ini.

Tapi sebagai generasi bangsa, karya dan kejuangan mereka harus dijunjung tinggi. Sepantasnya saat ini menurut pria akrab disapa ARS ini harus memberikan apresiasi dan penghargaan mereka dalam membangun jembatan kemerdekaan dengan susah payah.

” Seperti kata bijak, ‘hanya bangsa yang beradab saja yang bisa menghargai jasa para pahlawannya’,” tegasnya.

Sekarang bangsa ini hidup dalam suasana yang berbeda. Penerus bangsa wajib memberikan yang terbaik dalam mengisi dan mengelola kemerdekaan ini.

“Pentingnya semangat patriotisme tetap harus menggelora dalam dada dan jiwa-jiwa kita semua. Tetapi kita harus tetap mawas diri dalam menjaga keutuhan bangsa ini agar tidak terkoyak dari berbagai ancaman ideologi dan kepentingan global yang mengintai,” terang dia.

Saat ini DPRD dan Pemprov Sultra juga berhasil melaksanakan agenda kenegaraan pada level pemilu legislatif maupun pemilu presiden dan wakil presiden yang baru lalu. Para elit dan pemimpin dan negarawan kita juga berhasil membangun rekonsiliasi yang sempat goyah akibat perbedaan pandangan dan pilihan.

“Alhamdulilah, berkat doa dan kejernihan berfikir diantara anak bangsa ini pula, mandat sejarah para pendahulu kita masih kita jalankan dalam menjaga keutuhan bangsa dan keretakan diantara anak negeri,” jelas Politisi PAN.

Sementara dalam mengisi pembangunan, dirinya telah menyaksikan berbagai arah dan kebijakan yang telah dan dilakukan oleh pemerintah kita yang semakin maju.

“ Ditingkat lokal Sulawesi Tenggara, kita terus berbenah melanjutkan dan melahirkan kebijakan-kebijakan pembangunan daerah. Berbagai program dan kegiatan dari pemerintah daerah juga telah memberikan kontribusi dalam pembangunan, utamanya pembangunan infrastruktur dan program yang berorientasi membantu masyarakat,” bebernya.

Abdurahman Shaleh juga tidak bisa menafikan bahwa proses pembangunan daerah yang terus berjalan sudah menunjukkan trend yang baik, walau seutuhnya belum dikatakan sempurna karena pembangunan itu sendiri membutuhkan waktu dan proses.

Untuk itu, kepada pimpinan daerah yang setahun lalu menerima mandat rakyat yang diharapkan mampu memberikan yang terbaik bagi kemajuan daerah ini. Publik menaruh harapan besar agar duet pasangan saudaraku Ali Mazi dan Lukman Abunawas dapat memajukan daerah ini, mengatasi ketimpangan pembangunan antar kawasan dan melahirkan prioritas unggulan daerah dalam rangka mewujudkan Visi RPJMD Sultra 2018-2023, yakni “terwujudnya Sulawesi Tenggara yang aman, maju, sejahtera dan bermartabat”.

“Akur, kompak, damai dan saling mendukung seperti garuda, rajawali, banteng dilindungi pohon beringin, persatuan dan keadilan Indonesia raya dengan nasional demokratis, hati nurani dan dijaga oleh banteng menjadi pelangi yang indah diperkuat bintang, bulan dan disinari matahari karena matahari tidak pernah ingkar janji dalam mewujudkan harapan pembangunan, kita juga mengaharapkan adanya peran serta masyarakat dalam ruang-ruang pembangunan daerah secara kohesif dan partisipatif,” harap ketua DPRD Sultra.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version