NEWS

Perkuat Moderasi Agama di Dunia Maya, Hindari Perselisihan dan Fanatisme Warganet

637

Majene, 3 November 2021 – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 3 November 2021 di Majene, Sulawesi Barat. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Kegiatan dengan tema “Dakwah Ramah Perkuat Semangat Kebangsaan” kali ini bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Majene.

Empat orang narasumber tampil dalam seminar kali ini. Masing-masing yakni, Ketua STAIN Majene Wasilah, Wakil Ketua Bidang Akademik STAIN Majene Muliadi, Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan & Kerjasama STAIN Majene Anwar Sadat, dan Kreator Konten & Stand Up Comedian Ovil Putra. Sedangkan moderator yaitu Humaerah selaku jurnalis. Kegiatan kali ini diikuti oleh 251 peserta.  Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 peserta.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Beranjak ke sesi pemaparan, materi pertama dibawakan oleh Wasilah yang menyampaikan tema ”Digital Literasi di Sekolah Tinggi Agama Islam Majene”. Menurut dia, dalam berinteraksi di dunia digital, perlu etika yang dijalankan, misalnya berpikir sebelum berkomentar, menggunakan bahasa yang sopan dan santun, berbagi ilmu dan pengetahuan, serta menghargai privasi orang lain. Kemudian etika dalam berkomunikasi baik melalui teks, percakapan di grup, siaran langsung di media sosial, serta saat rapat virtual juga harus selalu dijaga dan diperhatikan. “Jangan terobsesi menjadi terkenal dengan komentar yang sensasional,” tuturnya.

Selanjutnya, Muliadi menyampaikan paparan berjudul “Dakwah Moderat di Ruang Digital”. Ia mengatakan, internet dan media sosial kini menjelma menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Tak hanya mencari informasi dan kebutuhan belanja, aneka konten dakwah juga telah membanjiri dunia digital. Seperti halnya dunia nyata, fenomena ekstrimisme dakwah juga turut berwarna di dunia maya, sehingga dibutuhkan dakwah yang moderat. Yakni, yang memenuhi indikator berkomitmen kebangsaan, antikekerasan, toleransi, serta ramah akan tradisi lokal. “Menghormati perbedaan, kesetaraan, dan sedia bekerja sama,” imbuh dia.

Pemateri ketiga, Anwar Sadat, memaparkan materi bertema “Pengarusutamaan Moderasi Beragama dalam Ruang Digital”. Menurut dia, pemahaman moderasi beragama bertujuan  agar masyarakat tidak berpikir ekstrem dalam beragama sekaligus tidak mendewakan rasio hingga menjadi bebas tanpa batas. Salah satu dampak era digital terhadap cara beragama masyarakat, yaitu memudarnya afiliasi terhadap kelembagaan keagamaan, bergesernya otoritas keagamaan, menguatnya individualisme, dan perubahan pluralisme menjadi tribalisme. “Semua pihak harus memanfaatkan berbagai platform media sosial dengan kreatif dalam penyebaran nilai-nilai moderasi beragama,” katanya.

Ovil Putra sebagai narasumber terakhir menyampaikan paparan berjudul “Tips dan Pentingnya Internet Sehat”. Ia mengatakan, kiat yang dapat diterapkan dalam aktivitas berinternet, antara lain saring sebelum menyebarkan sesuatu, berbagi konten atau karya yang bermanfaat, berkomentar sesuai porsi dan tak berlebihan, penggunaan internet berdasarkan kebutuhan dan manfaat, serta selalu kontrol diri. “Manfaat pengelolaan keamanan digital yang baik, diantaranya mengurangi penyebaran hoaks dan meminimalisir potensi perselisihan,” jelasnya.

Setelah pemaparan semua materi, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu Humaerah. Para peserta tampak antusias dan mengirimkan banyak pertanyaan. Panitia memberikan uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 40 penanya terpilih.

Salah seorang peserta, Linka Jahid, bertanya tentang kiat tindakan persuasif agar tetap aman berinternet. Menanggapi hal tersebut, Ovil Putra bilang, sejumlah upaya yang dapat dilakukan, misalnya tidak menanggapi pesan orang yang tak dikenal, mengingatkan orang yang disayangi bila melakukan hal yang berpotensi mengganggu keamanan data pribadinya, hindari WiFi publik, serta utamakan memanfaatkan internet hanya untuk belajar.

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.

***

Informasi lebih lanjut silahkan menghubungi:

Humas Literasi Digital Sulawesi

Email           : humas.sksulawesi@gmail.com

Website      : https://event.literasidigital.id

Instagram   : @siberkreasisulawesi

Twitter        : @SiberkreasiSul

Facebook    : Siber Kreasi Sulawesi

Penulis : Redaksi

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version