Reporter : Taswin Tahang
Editor : Kang Upi
KENDARI – Mengawali tahun baru 2020, komunitas Te’jalan-jalan Sultra kembali melakukan petualangan untuk menjelajahi keindahan objek wisata alam yang ada di Bumi Anoa.
Pada petualangan kali ini, Rabu (1/1/2020), objek wisata yang dikunjungi 14 anggota komunitas, yakni air terjun yang berada di kawasan hutan Desa Waworaha, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe.
Menurut Hermawan Ansori, ketua komunitas Te’jalan-jalan Sultra yang juga warga Desa Waworaha, air terjun yang kerap disebut air jatuh oleh warga setempat ini kondisinya masih alami.
“Air jatuh ini sudah lama ditemukan tetapi masih kurang diketahui masyarakat luar Desa Waworaha jadi kondisinya masih alami seperti ini saja,” jelas Hermawan pada awak MEDIAKENDARI.com yang ikut serta dalam petualangan.
Jarak tempuh ke Desa Waworaha, Kecematan Soropia dari Kota Kendari sebenarnya hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Perjalanan cukup lancar karena melewati jalan beraspal.
Namun, komunita Te’jalan-jalan Sultra memerlukan waktu perjalanan sekitar 50 menit untuk tiba di kawasan desa, karena hujan mengguyur sepanjang perjalanan sehingga kecepatan kendaraan harus diturunkan.
Petualangan ini sendiri dimulai, saat rombongan yang seluruhnya berkendara motor memasuki jalan setapak untuk menuju ke air jatuh. Di rute yang sempit ini adrenalin anggota komunitas sedikit terpacu.
Sebab, dibutuhkan sedikit keahlian membaca jalur jalan dibawah pepohonan agar aman dari becek, serta mengatur ritme gas tarik ulur di kontur naik turun, juga meliuk-liuk menghindari genangan air.
Keseruan terus bertambah saat anggota komunitas harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki, melewati perkebunan warga dan melangkah dari batu ke batu menyisiri tepian sungai Waworaha.
Langkah demi langkah dijalani para pegiat wisata alam ini. Sepanjang perjalanan, pandangan mata dimanjakan vegetasi alami yang hijau merona, serta burung kecil yang lelompatan diantara ranting.
Sekitar 30 menit berjibaku dengan petualangan menapak batu, ke-14 anggota komunita Te’jalan-jalan akhirnya tiba di tempat tujuan yakni air jatuh yang berada di tengah hutan Desa Waworaha.
Hermawan menuturkan, air jatuh ini memiliki dua tingkat, yang mengalir diantara bebatuan. Ditingkat pertama ketinggian air sekitar empat meter, dan ditingkat kedua enam meter.
“Ini air terjun yang pertama. kalau kita naik ke atas lagi akan kita jumpai satunya lagi,” ujar Hermawan.
Keindahan air jatuh Waworaha, membuat anggota komunitas melupakan lelahnya perjalanan. Semua takjub dengan keindahannya. Perjumpaan pertama, tidak lupa diabadikan dengan kamera.
Urusan potret memotret selesai, anggota komunita mulai mencumbu keindahan alam air jatuh Waworaha dengan menceburkan diri ke curug atau lingkaran genangan pusat jatuhnya air.
BACA JUGA :
- Gerindra Sultra Akhirnya Tuntaskan Perbaikan Jalan Rusak di Lambuiya Konawe
- Harmin Dessy Paparkan Program Kemenangan di Pilkada Konawe di Hadapan Puluhan Ribu Massa Yang Hadiri Kampanye Akbar
- Empat Artis Ibu Kota Ikut Meriahkan Kampanye Akbar Paslon No 3 Harmin dan Dessy di Lapangan Sepak Bola Desa Humboto Uepai, Ribuan Massa dari 28 Kecamatan Turut Memeriahkannya
Air jatuh Waworaha meluncur dari batu berlapis-lapis dari ketinggian empat meter sebelum tiba di curug-nya. Suasana dingin mengigit tubuh, dari semburan cipratan air yang meluncur deras.
Tebing dengan pola batu persegi empat berwarna hitam, nampak indah berkolaborasi dengan hijaunya pepohonan disekelilingnya. Suasana ini cocok untuk mereka yang ingin relaksasi dan sejenak melepas kepenatan kerja.
Tidak terasa, telah beberapa jam berlalu menikmati keindahan dan kesejukan air jatuh Waworaha. Suasana yang menggelap tanda matahari mulai tenggelam, menjadi tanda alam jika petualangan harus diakhiri.