KENDARI, MEDIAKENDARI.COM – Pemerintah saat ini tengah melakukan uji coba konversi kompor elpiji ke kompor listrik. Adapun alasan pemerintah melakukan uji coba konversi kompoe elpiji ke kompor listrik sebagai upaya mengatasi masalah oversupply alias kelebihan pasokan listrik PT PLN (Persero).
Manager PLN UP3, Albert Safaria mengatakan, terkait konversi LPG menjadi kompor listrik saat ini pemerintah sedang mengkajinya. Dalam hal ini untuk melihat respon dari masyarakat.
Dalam kajian tersebut katanya, pada tahun 2022 ini Pemerintah tidak segera menerapkan kebijakan tersebut. Karena terlebih dahulu ingin melihat respon serta review dari pengguna kompor listrik.
Baca Juga : Jokowi Resmi Jadi Sesepuh Buton
“Tentunya pemerintah akan melihat dari sisi manfaat, keekonomisan, ramah lingkungan yang pada intinya semua itu untuk mendukung program yang telah direncanakan,” ungkapnya, Selasa (27/9/2022).
Albert menambahkan, dalam kajian maupun eksperimen telah dilakukan studi komparasi, atau perbandingan antara penggunaan LPG 3 kg dan kompor listrik.
Dalam kajian tersebut misalnya saja LPG 3 Kg harganya bervariasi, tiap daerah akan berbeda. Jika dimisalkan harga per tabung itu Rp 20 ribu, jadi per kilogramnya tinggal dibagi tiga saja berkisar Rp 6 ribu hingga Rp 7 ribu.
Baca Juga : Pemprov Sultra Menunggu Hasil Kajian TPA untuk Pj Wali Kota Kendari
“Sedangkan LPG 3 Kg itu jika disetarakan dengan kompor induksi yakni 7,19 kWh dengan tarif normal Rp 1.600, dengan begitu tarif itu dikali tujuh jadi kurang lebih Rp 11 ribu,” jelasnya
Mengenai penggunaan kompor listrik lebih hemat 50 persen, jika dibandingkan dengan penggunaan LPG 3 Kg yang digunakan masyarakat saat ini.
“Perbandingan harga ini tentunya diambil dari segi rata- rata LPG 3 Kg, namun hal itu berbanding jauh ketika berada di daerah timur yang tentunya harganya jauh lebih mahal,” bebernya.
Terkait dengan kualitas dari kompor listrik itu sendiri tergantung dari mereknya, nantinya dapat dilihat dari sisi derajat panasnya.
Baca Juga : Tekan Angka Stunting, DPPKB Bakal Lakukan Audit di Kelurahan Tobimeita
“Kemudian terdapat dua pilihan kompor listrik, yakni satu tungku dan dua tungku. Untuk satu tungku itu harganya sekitar Rp 400.000 ribu, sedangkan dua tungku Rp 800.000 ribu hingga Rp 1. 000.000 ,”terangnya.
Albert mengatakan, pihaknya selalu mendukung apa yang menjadi program pemerintah kedepannya dalam hal ini penggunaan kompor listrik.
“Masyarakat tak perlu khawatir dengan penggunaan kompor listrik, kedepannya karena PLN memastikan suplay listrik di Sultra surplus,” pungkasnya.
Reporter: Sardin.D
Facebook : Mediakendari