AdvertorialFEATUREDKendari

Plt Gubernur Sultra: Kita Bisa Maju, Jika Dua Bidang Ini Dikuasai

529

KENDARI – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bekrjasama dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar rapat expose validasi data hasil pelaksanaan pelayanan administrasi kependudukan se Sultra tahun 2017 pada Kamis (07/12) di salah satu hotel di Kendari.

Dalam sambutannya, Saleh Lasata, mengatakan, Sulawesi Tenggara memilik luas wilayah 148.140 km2, meliputi luas daratan 38.140 km2 dan luas laut 110.000 km2. Sehingga tentu wilayah di Sultra lebih luas perairan dari daratan yang dipisahan oleh pulau-pulau.

“Dari komposisi tadi menunjukkan betapa sulitnya kita membuat atau mengasilkan data. Bukan saja masalah kependudukan, tapi semua yang berkaitan dengan pendataan dengan kondisi geografi kita seperti ini lumayan sulit,” ujar Saleh Lasata, Kamis (07/12).

Dia juga menjelaskan, di negara-negara maju, administrasi data kependudukannya sudah tertib. Karena data ini sangat diperlukan untuk pengetahuan perihal persebaran penduduk. Selain itu, kita juga bisa memperkirakan komposisi usia mengenai waktu yang tepat dalam menyiapkan lapangan pekerjaan.

“Dengan melihat komposisi usia, kita bisa mengetahui berapa jumlahnya yang masih produktif dan berapa yang tidak produktif lagi,” jelasnya.

Lanjut Saleh Lasata, berkali-kali dirinya mengingatkan agar penguasaan administrasi dan tekhnologi bisa dikembangkan. Karena menurutnya, negara maju pasti memiliki administrasi yang tertib dan penguasaan teknologi yang tinggi.

“Kalau kedua bidang ini kita bisa kuasai, Insya Allah pasti Sultra bahkan Indonesia pun bisa berkembang seperti negara-negara maju lainnya,” ungkapnya.

Saleh Lasata juga meminta kepada Disdukcapil Sultra agar meningkatkan pelayanan dalam pembuatan akta kelahiran untuk masyarakat. Sehingga semua masyarakat bisa memiliki akta kelahiran. Dirinya juga berharap agar hal ini disosialisasikan ke masyarakat terkait pentingnya akta kelahiran, terkhusus untuk masyarakat pedesaan.

“Jangan sampai kayak zaman saya, ketika ditanya tanggal lahirnya tahun barapa, mereka menjawab, saya lahir waktu zaman Belanda. Padahal zaman Belandanya itu kapan, kita tidak tahu,” tuturnya dengan tersenyum.

Reporter: Ruslan
Editor: Jubirman

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version