Reporter: Erlin
ANDOOLO – DPRD Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyesalkan pencoretan usulan atau pokok pikiran (pokir) pada pelaksanaan anggaran tahun 2020.
Ketua Fraksi Demokrat DPRD Konsel, Ramlan menjelaskan, tindakan yang dilakukan Tim Anggaran Pemerintah Daerah. (TAPD) Konsel dengan mencoret usulan pokir adalah bentuk arogansi.
“Ini adalah bentuk arogansi TAPD. Usulan pokir tiap anggota DPRD ini telah tersosialisasi di masyarakat saat melakukan reses, namun TAPD telah melakukan pencoretan secara sepihak,” kesalnya
Kalau bicara prioritas, kata Ramlan, usulan kami itu melalui pokir anggota DPRD adalah skala priotas karena masyarakat sendiri yang usulkan saat kami melaksanakan reses.
“Dan kami sampaikan ke TAPD, tapi kok malah dicoret secara sepihak tanpa alasan yang jelas. Ada apa?,” tegas Ramlan.
Dijelaskannya, pokir ini seperti pembangunan drainase, JUT, bantuan bibit itu prioritas, bahkan telah disosialisasikan ke masyarakat bahwa tahun ini akan ada kegiatan pembangunan tersebut.
“Malah di coret, sementara kegiatan yang anggaran miliaran, anggaran besar yang bukan skala prioritas seperti pengaspalan jalan masuk islamic center, pembangunan tugu itu malah dipertahankan yang anggarannya miliaran,” terangnya.
Ramlan menuturkan, saat ini yang harus dipikirkan, ialah pertama terkait penanganan pandemi Covid-19. Kedua, kegiatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat Konsel.
“Harusnya dalam kondisi seperti ini yang harus diprioritaskan adalah penanganan Covid-19, dan kegiatan-kegiatan yang bersentuhan langsung pada masyarakat,” ungkapnya.
Dijelaskanya juga, selain itu pokir DPRD yang merupakan usulan dari masyarakat, sepengetahuannya pembangunan asrama mahasiswa Konsel juga telah di coret.
“Anggaran pembangunan asrama mahasiswa Konsel juga telah dihilangkan. Padahal kita ketahui bersama ini kan sudah pernah diusulkan mulai dari tahun kemarin kan sudah pernah kita bahas bersama, bahkan kita sudah pernah berjanji sama mahasiswa kita,” pungkasnya.