AFRIKA – PRESIDEN Aljazair Abdelaziz Bouteflika, yang telah berkuasa selama dua puluh tahun, hari Senin (11/3) membatalkan rencana untuk mengikuti pemilu guna memenangkan masa jabatan kelima. Hal ini disampaikan setelah meluasnya aksi protes yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang mengkritisi kelayakannya untuk kembali menjabat. Penundaan pelaksanaan pemilu serentak secara terus menerus telah membuat para pengecamnya menilai Bouteflika berniat mempertahankan kekuasaan.
Presiden Bouteflika, yang sejak terkena serangan stroke pada tahun 2013 jarang terlihat di depan publik dan baru saja kembali dari perawatan kesehatan di Jenewa dua minggu lalu, berjanji akan membentuk sebuah panel untuk merencanakan pelaksanaan pemilu dan pemerintahan sementara.
Baca Juga :
- Harmin Dessy Paparkan Program Kemenangan di Pilkada Konawe di Hadapan Puluhan Ribu Massa Yang Hadiri Kampanye Akbar
- Kampanye Dialogis Paslon Kada No 3 HADIR Berakhir di Padangguni Jemput Kemenangan
- Pemilik SPBU Wonggeduku Terima Silaturahmi Cabup Harmin Ramba di Kediamannya
- Dosen STIK Mandala Waluya Yusuf Useng Dukung Harmin Ramba di Pilkada Konawe
- Kampanye di Puday Kecamatan Wonggeduku, ASR – Hugua Bilang Jika Terpilih Gubernur Sultra Tunjangan ASN dan PPPK akan Naik
- Tak Kunjung Diumumkan Putusan Sidang Etik Penyelenggara Pemilu di Kabupaten Konawe, Lira Sultra Pertanyankan Kinerja DKPP
Dalam sebuah surat kepada rakyat Aljazair, sebagaimana dirilis kantor berita APS hari Senin, Bouteflika – yang kini berusia 82 tahun – menekankan pentingnya melibatkan anak muda Aljazair yang sempat kecewa dalam proses reformasi sebelumnya. Ia menggarisbawahi perlunya “menyerahkan negara itu ke tangan generasi baru.”
Tetapi bagi banyak rakyat, dan terutama para demonstran, kalimat paling penting dalam surat presiden itu adalah “tidak akan ada masa jabatan kelima.”
Tak lama setelah kabar soal surat presiden itu meluas, perayaan tampak berlangsung di jalan-jalan kota Aljir. Mobil-mobil membunyikan klakson dan orang-orang bersorak sorai, melambaikan tangan dan bendera, sebagian menyanyikan lagu kebangsaan negara itu. Sebagian mengucapkan terima kasih kepada Bouteflika. Lainnya menggambarkan perkembangan itu sebagai “sinar matahari sesungguhnya.”
Baca Juga :
- World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Kearifan Lokal Bali
- Pj Bupati Harmin Ramba Dianugerahi International Certificate of Excellence and Recognition
- Sukses Selenggarakan Pemilu 2024, PPLN Istanbul Gunakan Tiga Metode
- Pemprov Sultra Ekspor Perdana Biji Pinang, Pj Gubernur : Luar Biasa
- Ketum SMSI Ucapkan Selamat untuk Presiden Taiwan Terpilih
- AS Setujui Paket Stimulus Ekonomi, Bursa Saham Global Girang
Meskipun demikian banyak warga yang masih khawatir karena tahu persis bahwa pernyataan Bouteflika itu baru langkah pertama. Presiden itu tidak memberi rincian tanggal atau tenggat pemilu yang direncanakan. Dalam suratnya ia hanya mengatakan “konferensi nasional” yang dibentuknya akan merencanakan pemilu dan sekaligus bertanggungjawab merancang konstitusi baru Aljazair.
Ia juga mengatakan akan mengumumkan pemerintahan sementara. Perubahan terjadi dalam beberapa jam kemudian.
Seorang tokoh yang setia pada Bouteflika dan kini menjabat sebagai menteri dalam negeri, Noureddine Bedoui, diangkat menjadi perdana menteri dan dimandatkan untuk membantu pemerintahan baru, demikian menurut kantor berita Aljazair APS. [em]