HEADLINE NEWSKendariMETRO KOTAOPINI

Program AMAN Disebut Masih Samar, Ini Tanggapan Wagub Sultra

488
Wagub Sultra, Lukman Abunawas. (Foto : Ewit Dinas Kominfo Sultra for mediakendari.com)
Wagub Sultra, Lukman Abunawas. Foto : Ewit Dinas Kominfo Sultra for mediakendari.com

Reporter : Rahmat R.

Editor : Kang Upi

KENDARI – Pernyataan Ketua Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDi) Hidayatullah bahwa program pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur (Wagub) Sultra Ali Mazi – Lukman Abunawas (AMAN) masih samar, ditanggapi dengan santai Lukman Abunawas.

Terkait hal ini, Lukman Abunawas menyebut jika JaDi yang dipimpin Mantan Ketua KPU Sultra itu, belum memahami keseluruhan program kerja yang telah dicapai AMAN dalam 3 bulan terakhir.

Lukman meminta agar Hidayatullah melihat program yang telah terealisasi selama ini. Mulai dari Sultra Cerdas juga program Sultra Emas lainnya.

“Saya bilang coba lihat sultra cerdas, ada kurang lebih 200 penerima beasiswa bagi keluarga miskin berprestasi,” tegas Lukman, Rabu (26/12/2018).

Hal itu, Lanjutnya, sebagai wujud mencerdaskan, dan peningkatan sumber daya manusia di Sultra. Saat ini Pemda Provinsi juga tengah konsen memberikan bantuan kepada masyarakat miskin.

“Orang miskin kita beri bantuan bedah rumah di beberapa daerah. Ini juga wujud komitmen kami,” terangnya.

Mantan Sekda Sultra ini menyebut, walaupun baru tiga bulan menjabat, dirinya bersama Gubernur Sultra, telah memiliki banyak program yang kongkrit.

Diantaranya, pembangunan perpustakaan internasional, memberikan bantuan pengobatan gratis kepada masyarakat miskin melalui Sultra sehat. Pada program Sultra beriman, tahun ini AMAN kirim 10 orang untuk umroh gratis.

“Jadi apalagi kan, ini kan baru tiga bulan. Tapi mungkin pak Hidayatullah tidak tau persis, maunya datang tanya sendiri apa-apa saja kita punya program dan yang konkrit,” kata Lukman.

Mantan Bupati Konawe ini juga menyinggung, terkait masalah kedisiplinan Gubernur Sultra yang juga disoroti Ketua JaDi, dirinya mengakui hal tersebut sangat tidak elok. Sebab yang disoroti adalah pribadi Ali Mazi.

“Itu kan personaliti, tidak boleh itu. Beliau (Ali Mazi) itu kan bekerja bukan hanya melayani masyarakat, aparat aparat di kantor, beliau juga melayani dirumah, bahkan beliau sampe jam 3 subuh. Jadi jangan diartikan bahwa beliau bekerja itu nanti dirumah,” tukas Lukman. (a)

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version