BUDAYAbudayaKendariPROV SULTRA

Provinsi Sultra Dorong Pelestarian Wayang dan Cetak Dalang Muda, Pengukuhan Pengurus Pepadi Sultra 2024-2029

682
×

Provinsi Sultra Dorong Pelestarian Wayang dan Cetak Dalang Muda, Pengukuhan Pengurus Pepadi Sultra 2024-2029

Sebarkan artikel ini

Kendari, mediakendari.com —Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap eksistensi Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) sebagai wadah penting dalam pelestarian seni budaya wayang di tengah arus modernisasi dan globalisasi. Hal ini disampaikan dalam acara Pengukuhan Pengurus Daerah Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Sulawesi Tenggara Masa Bakti 2024–2029, yang berlangsung di Ballroom Sahid Azizah Syariah Kendari, Sabtu (10/5/2025)

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Sulawesi Tenggara (Kepala Kesbangpol Sultra), Adrian Nursalam, hadir mewakili Gubernur Sultra Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka, menyampaikan pesan gubernur kepada seluruh jajaran pengurus Pepadi Sultra untuk terus mengemban tugas dengan penuh semangat dan kebersamaan serta dedikasi tinggi demi kemajuan organisasi daerah.

“Saya menyampaikan selamat atas pengukuhan seluruh jajaran Pengurus Daerah Pepadi Sultra Masa Bakti 2024–2029. Pemerintah Provinsi berharap agar ke depan Pepadi semakin aktif mengambil peran strategis dalam pelestarian seni budaya, khususnya seni pedalangan, di tengah gempuran budaya asing yang mempengaruhi perilaku generasi muda,” ucap Adrian mewakili Gubernur

Lebih lanjut, acara pengukuhan ini merupakan agenda penting dan strategis sebagai upaya memelihara eksistensi organisasi Pepadi Sultra. Ia menekankan bahwa para dalang bukan hanya penjaga tradisi, namun juga agen transformasi budaya yang mengedukasi dan memberi nilai-nilai luhur kepada masyarakat melalui pertunjukan wayang.

“Wayang bukan hanya tontonan, tetapi juga tuntunan. Melalui nilai-nilai luhur yang dikandung dalam cerita wayang, masyarakat dapat memperoleh pendidikan moral, sosial, bahkan spiritual! ” tegas Adrian

Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP Pepadi Pusat, Ragil Radyo, menyampaikan bahwa seni wayang telah menjadi bagian penting dari diplomasi budaya Indonesia di tingkat global. Bahkan di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Gamelan dan Wayang telah diajarkan sebagai mata kuliah di sejumlah universitas.

Ragil menegaskan bahwa tantangan besar yang dihadapi saat ini adalah bagaimana menjaga eksistensi wayang agar tetap relevan di tengah generasi muda yang akrab dengan teknologi digital dan budaya pop global. Oleh karena itu, peran organisasi seperti Pepadi menjadi sangat vital dalam upaya regenerasi dalang dan pembinaan seni pedalangan.

Acara pengukuhan ini ditandai dengan pembacaan SK Ketua Umum DPP Pepadi Pusat Nomor 006/SK/DPP-PEPADI/X/2024 tentang Pengangkatan Pengurus Pepadi Provinsi Sulawesi Tenggara Masa Bakti 2024–2029. Sekilas sejarah, Pepadi didirikan pada 14 April 1971 oleh Suryono, dan pada tahun 1975 organisasi ini bergabung secara nasional sebagai wadah tunggal profesi pedalangan.

Acara tersebut turut dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, antara lain: Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara, unsur Forkopimda Provinsi, pimpinan instansi vertikal dan perguruan tinggi, ketua ormas/paguyuban, serta tokoh masyarakat, agama, pemuda, dan perempuan. Hadir pula Sekretaris Jenderal DPP Pepadi Pusat, Ragil Radyo, bersama jajaran pengurus pusat.

Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara menegaskan komitmennya dalam mendukung pelestarian budaya daerah, termasuk seni pedalangan. Dalam arah kebijakan pembangunan daerah periode 2025–2030 yang mengusung visi “Sulawesi Tenggara yang Maju, Aman, Sejahtera, dan Religius menuju Indonesia Emas 2045”, pelestarian budaya telah terintegrasi dalam program pembangunan daerah.

Pemerintah Provinsi juga memberikan ruang yang luas bagi tokoh, pemerhati, dan komunitas budaya untuk aktif terlibat dalam pengembangan dan pemajuan kebudayaan. Khusus kepada Pepadi Sultra, Gubernur berharap agar organisasi ini mampu mencetak dalang-dalang muda dari kalangan generasi milenial dan Gen Z.

Laporan Redaksi

You cannot copy content of this page