BAUBAUDaerahNEWS

Pulang dari Thailand, Pemuda di Buton Suspek Corona

623
Kepala Dinkes Baubau, Wahyu bersama Direktur BLUD RS Palagimata, dr Nuraeni Djawa serta Jajaran Pemkot Baubau saat konferensi pers terkait pasien suspek Corona. Foto: Ardilan/Mediakendari.com
Kepala Dinkes Baubau, Wahyu bersama Direktur BLUD RS Palagimata, dr Nuraeni Djawa serta Jajaran Pemkot Baubau saat konferensi pers terkait pasien suspek Corona. Foto: Ardilan/Mediakendari.com

Reporter: Ardilan – Editor: La Ode Adnan Irham

BAUBAU – Seorang pemuda berinisial MAA (24) tahun asal Desa Tuangila, Kecamatan Kapontori, Kabupaten Buton, suspek virus Corona dan langsung dibawa ke RSUD Palagimata Kota Baubau, Rabu malam pukul 20.00 WITA 7 Maret 2020. Tujuh jam kemudian RS Baubau merujuknya ke RS Bahteramas Provinsi Sultra di Kota Kendari.

Saat di RS Palagimata, pemuda tersebut langsung mendapat penanganan sigap dari tenaga medis di ruangan isolasi yang khusus disediakan bagi pasien suspek Corona.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Baubau, Wahyu menyebut, pemuda itu belum lama pulang dari Thailand untuk keperluan bisnis selama seminggu. Ia kemudian tiba di Kendari 3 Februari, lalu berangkat ke Baubau 25 Februari, dan langsung pulang kampung. Empat hari kemudian atau 29 Februari ia beraktifitas di Kota Baubau.

“Tanggal 7 Maret (tadi malam) masuk ke RSUD Baubau sekira pukul 20.00 Wita, rujukan dari Puskesmas Tuangila,” tutur Wahyu di Kantor Dinas Kesehatan Kota Baubau, Minggu 8 Maret 2020.

Dia menjelaskan, pemuda itu dirujuk ke RS Bahterahmas agar diketahui secara pasti terindikasi penyakit berbahaya itu atau tidak. Saat ini pihaknya sedang menunggu hasil konfirmasi RS Bahteramas.

“Informasinya keadaan pasien sudah mulai stabil. Mudah-mudahan negatif (Corona),” harapnya.

Dokter ahli penyakit dalam RSUD Baubau dr Lukman menuturkan, ada tiga tingkatan status sebelum akhirnya seorang pasien dinyatakan positif virus bernama Covid-19 itu yakni, Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), suspek atau terduga dan konfirm.

Soal pasien pemuda itu, kata Lukman, pihaknya curiga suspek Corona, pasalnya menunjukan gejala serupa ditandai demam, flu, batuk, pilek dan sesak napas.

“Saya sempat menanyai langsung ke pasien terkait kepemilikan kartu kuning. Namun pasien mengaku tidak memiliki kartu tersebut,” ujarnya.

Direktur BLUD RS Palagimata, dr Nuraeni Djawa mengatakan, sebagai pencegahan dini, RS Palagimata telah menyediakan satu ruangan isolasi khusus pasien yang terindikasi virus tertentu.

Karena kejadian tersebut, istri Asisten I Setda Kota Baubau itu mengaku, saat ini tengah melakukan sterilisasi ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Palagimata. Selama 12 jam sterilisasi, pihaknya memberi instruksi agar belum menerima pasien yang baru masuk.

“Semalam petugas medis, kita sudah sampaikan untuk tetap waspada. Kalau sudah bisa, mungkin sore sudah menerima pasien,” imbuhnya.

Dia menambahkan, pihaknya meminta masyarakat Kota Baubau agar tidak panik terkait informasi adanya pasien suspek Corona. Namun ia mengimbau tetap waspada.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version