AMERIKAINTERNASIONAL

Sejumlah Pakar Independen akan Kaji Sertifikasi Keselamatan Boeing

945
Sebuah pesawat Boeing 737 tampak terparkir di Pusat Perawatan Garuda AeroAsia dengan segel terpasang, di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, 13 Maret 2019 (foto: Reuters/Willy Kurniawan/Foto Arsip)

AMERIKA – Satu panel pakar independen akan mengkaji bagaimana otorita berwenang Amerika menyatakan pesawat terbang aman untuk terbang pasca dua kecelakaan pesawat Boeing jenis 737 MAX 8 dalam lima bulan terakhir ini.

Departemen Perhubungan Amerika telah mengumumkan pembentukan apa yang disebut sebagai “Komite Khusus Peninjauan.”

“Keselamatan adalah prioritas utama Departemen Perhubungan dan kajian oleh pakar-pakar terkemuka ini akan membantu untuk menentukan apakah perlu ada perbaikan dalam proses sertifikasi FAA,” ujar Menteri Perhubungan Elaine Chao hari Senin (25/3).

Petugas SAR menempatkan bukti baru berupa barang-barang pribadi dari Lion Air JT 610 yang bernasib malang di pelabuhan Tanjung Priok, 30 Oktober 2018

Jendral Purnawirawan Angkatan Darat Darren McDew dan mantan presiden Asosiasi Pilot Penerbangan Kapten Lee Moak akan menjadi pemimpin sementara panel itu hingga dapat diisi dengan “sekelompok pakar yang lebih beragam dalam bidang industri penerbangan.”

Sejumlah laporan minggu lalu menyatakan bahwa FBI ikut bergabung dalam penyelidikan kriminal terhadap proses sertifikasi pesawat penumpang.

Sementara di Washington DC kini mengemuka pertanyaan tentang dugaan hubungan dekat antara Boeing, sebagai pabrik pembuat pesawat terbang terbesar di Amerika, dan Administrasi Penerbangan Federal FAA.

FAA hari Senin merilis penyataan bahwa pihaknya “tidak pernah mengijinkan perusahaan-perusahaan penerbangan untuk mengawasi atau bahkan mensertifikasi sendiri pesawat-pesawat mereka.”

Boeing 737 MAX 8 jatuh di perairan Jakarta pada 29 Oktober 2018 lalu menewaskan 189 penumpang dan awak.  Selang lima bulan kemudian pesawat jenis yang sama jatuh di Addis Ababa, Ethiopia, menewaskan 157 penumpang dan awak. 

Tim penyelidik mengatakan mereka melihat kesamaan masalah di kedua kecelakaan itu.  Mereka menduga sistem manuver yang mendorong hidung pesawat ke bawah untuk mencegah pesawat stall, mungkin telah ikut berkontribusi pada kedua kecelakaan itu.

Boeing telah mulai memperbaiki piranti baru untuk menyelesaikan isu itu.

Namun maskapai-maskapai penerbangan di seluruh dunia telah melarang terbang seluruh pesawat Boeing 737 MAX 8, setidaknya hingga penyelidikan terhadap kedua kecelakaan selesai dilakukan.

Boeing berencana memberikan pengarahan kepada sekitar 200 pilot, teknisi dan otorita federal pada hari Rabu (27/3) untuk membuat 737 MAX 8 layak terbang lagi. [em]

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version