Penulis : Koordinator Media center pembangunan Dinas PUPR Mubar, Surachman.
MUNA BARAT – Wilayah Kabupaten Muna Barat dengan luas wilayah 1.022,89 km² menyimpan potensi yang beraneka ragam baik pada wilayah darat maupun wilayah lautnya. Pada wilayah darat potensi yang dikembangkan cukup beraneka ragam salah satu diantaranya adalah jenis tanaman padi.
Pengembangan tanaman padi oleh masyarakat dilakukan baik yang didukung oleh irigasi teknis ataupun padi ladang yang masih tergantung pada pasokan air hujan semata. Khusus untuk padi ladang biasanya masyarakat menanam jenis padi lokal yang disebut sebagai “pae wuna”.
Pae wuna ini berwarna merah dan masih alamiah karena mengandalkan pupuk organik. Jenis pae wuna ini lah yang banyak diminati oleh masyarakat yang menjalankan program diet karena memiliki kadar gula yang rendah. Menurut hasil riset bahwa beras merah memiliki indeks glikemik yang lebih rendah (55) jika dibandingkan dengan beras putih (86).
Indeks glikemik adalah kemampuan suatu makanan untuk meningkatkan kadar gula di dalam darah. Indeks glikemik yang rendah mengindikasikan makanan tersebut lebih sehat dan aman untuk dikonsumsi penderita diabetes.
Areal persawahan di Muna Barat tersebar pada beberapa wilayah yaitu di Kecamatan Sawerigadi, Kecamatan Tikep, Kecamatan Tiworo Selatan, Kecamatan Tiworo Tengah dan Kecamatan Maginti. Pada tahun 2015 kondisi eksisting luas lahan fungsional sawah kewenangan kabupaten yang ada sebesar 1.085 Ha.
Saat ini pada tahun 2020 menjadi 3.238 Ha. Terdapat peningkatan kurang lebih 50% penambahan areal fungsional sawah. Ini belum termasuk didalamnya Daerah Irigasi Kambara seluas kurang lebih 2.241 ha. Adanya peningkatan areal fungsional sawah ini selain ditunjang oleh adanya program cetak sawah baru oleh pemerintah juga diakibatkan semakin membaiknya kinerja jaringan irigasi teknis pada daerah daerah irigasi kewenangan kabupaten.
Sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 ini Pemda Muna Barat telah mengintervensi pada jaringan irigasi sepanjang 46.715 m (46,715 km). Melalui alokasi DAK cadangan pada TA. 2020 ini diharapkan akan semakin mengoptimalkan pelayanan jaringan irigasi pada Daerah Irigasi Lawada yang merupakan salah satu sentra penghasil beras merah di Muna Barat.
Dukungan Pemerintah Daerah Muna Barat disektor irigasi tak berhenti pada peningkatan/rehabilitasi jaringan irigasinya semata. Namun juga disertai dengan upaya mengoptimalkan bangunan bendung sebagai penampung air irigasi. Rehabilitasi bendung lanoofo di DI Lawada, pembangunan embung di Desa Kasimpa guna mensupport keberadaan Bendung Kasimpa serta pada tahun 2021 direncakan akan dilakukan rehabilitasi terhadap Bendung pada Daerah Irigasi Katangana.
Selain pada aspek teknis daerah irigasi, guna memantapkan fungsi layanan daerah irigasi juga dilakukan perbaikan konektivitas dari dan ke lokasi areal persawahan. Jalan-jalan pada daerah irigasi yang kondisinya memprihatinkan kembali ditingkatkan dengan material urugan pilihan, aspal CPHMA dan aspal butur seal. Pembenahan jalan pada lokasi persawahan dimaksudkan untuk memudahkan akses bagi para petani mengangkut hasil produksi mereka. Selain itu sangat disadari bahwa areal persawahan merupakan spot yang cukup indah sebagai lokasi pengambilan gambar sehingga akses jalan yang baik ke lokasi tersebut merupakan kebutuhan yang sangat vital.
Perluasan areal tanam dan kinerja jaringan irigasi yang semakin baik meningkatkan indeks pertanaman (IP) sehingga berkonsekuensi pada meningkatnya produktivitas para petani sawah. Sesuai data BPS (2019), Produksi padi meningkat 7% dibanding pada tahun 2018 dibanding tahun 2017 yang hanya mencapai 3.367 ton. Pada tahun 2018 produksi padi mencapai 3.603 ton.
Peningkatan produktivitas petani sawah memunculkan tumbuhnya usaha disektor hilir. Fasilitas penggilingan padi pada daerah-daerah irigasi tumbuh semakin semarak. Artinya ada peluang ekonomi yang positif disektor ini. Saat ini para pembeli tak sulit lagi mengakses hasil produksi masyarakat. Karena fasilitas penggilingan padi terkoneksi dengan jaringan jalan yang baik.
Sinergitas antar sektor dalam upaya mewujudkan Muna Barat sebagai sentra padi wilayah kepulauan di Sulawesi Tenggara menunjukkan trend positif. Dibawah kepemimpinan La Ode M. Rajiun Tumada sektor irigasi terus digenjot. Alokasi anggaran setiap tahunnya terus meningkat baik yang bersumber dari DAK maupun DAU serta APBN Murni.
Pelibatan masyarakat juga ditingkatkan melalui program P3TGAI, pada tahun 2020 Muna Barat kembali mendapatkan alokasi anggaran sebesar 1,3 milyar untuk 7 kelompok tani. Adanya alokasi anggaran ini tak lepas dari adanya komunikasi yang baik antar Pemda Muna Barat dengan Pemerintah Pusat. Bupati Muna Barat selalu menekankan bahwa komunikasi strategis dengan pelbagai pihak sangat menentukan percepatan pembangunan Muna Barat. Networking adalah salah satu kunci kesuksesan dalam membangun menurutnya.
Karena sangat disadari kapasitas pembiayaan sangat besar untuk menciptakan lompatan lompatan yang jauh dalam pembangunan. Oleh karena itu komunikasi dan keterlibatan semua pihak sangat dibutuhkan. Oleh karenanya keyakinan akan terwujudnya Muna Barat sebagai sentra padi di sulawesi tenggara kepulauan adalah hal niscaya. Dan ditangan Rahmatnya Muna Barat insyaAllah upaya ini akan terwujud. (Opini).