Reporter : Andis
KONAWE – Rencana pemerintah mengizinkan sekolah melaksanakan pembelajaran secara tatap muka, disambut uforia warga dengan memborong seragam sekolah.
Betapa tidak, setahun berlalu sejak pandemi melanda, siswa diharuskan belajar secara mandiri melalui telpon selulernya, tentunya dengan seragam non formal.
Tingginya minat warga untuk membeli seragam dibenarkan Iksan, salah seorang pemilik toko pakaian di Kelurahan Ambekairi Kecamatan Unaaha Kabupaten Konawe.
“Alhamdulillah, untuk tahun ini penjualan ada peningkatan, beda tahun lalu masa pendemi omsetnya turun sekitar 80 %,” terang Iksan ditemui di tokonya, Selasa, 2 Maret 2021
Menurutnya, penerapan pembelajaran secara tatap muka yang mulai dilaksanakan di sejumlah sekolah di Konawe, memberikan sedikit harapan untuk perbaikan omset keuangan bisnisnya.
“Untuk saat ini, 7-8 lembar yang bisa terjual tiap hari, setidaknya ada perubahan dari tahun kemarin. Ada juga sebagian yang beli langsung dan ada yang minta dijahitkan,” ungkapnya.
Untuk kisaran harga, kata Ikhsan, tokonya menjual seragam sekolah dengan harga yang cukup terjangkau dan jaminan kualitas kain yang lembut dan tidak gampang kusut.
“Seragam sekolah SD khusus baju seharga Rp 50 – Rp 60 ribu, SMP dan SMA sepasang seharga Rp 190 ribu, Topi seharga Rp 15 ribu dan dasi Rp 10 ribu, ” ujarnya.
Selain seragam sekolah, lanjut Iksan, untuk meningkatkan omset bisnisnya ini dirinya juga berencana menjual pakaian biasa.
“Saya berencana kalau ada modal, jual-jual pakaian biasa, biar bisa bantu-bantu nambah omset jika penjualan seragam sekolah sepi” tutupnya. /A