Redaksi
KENDARI – Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI), Sulawesi Tenggara (Sultra), angkat bicara terkait terbakarnya gedung laboratorium milik PT Obsidian Stainlies Stell (PT OSS), yang membuat 19 karyawannya harus dilarikan kerumah sakit, pada Rabu (14/8/2019)
Ketua SBSI Sultra, Alfian Pradana Liambo, kepada mediakendari.com mengatakan, penyebab terjadinya kebakaran harus segera diselidiki oleh pihak yang berwenang, agar penyebab pastinya bisa diketehui.
Lalu, lanjut Alfian, soal penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) juga harus dievaluasi.
“Tentunya, kami sangat prihatin dan mendoakan agar pekerja yang menjadi korban dapat segera pulih. Terhadap penyebab kecelakaan, tentunya kami serahkan kepada pihak yang berkompeten, untuk melakukan penyelidikan, sehingga bisa diketahui kebenarannya,” jelasnya Kamis (15/8/2019).
“Dan tentunya harus dilakukan evaluasi terhadap penerapan K3 dan segera dilakukan perbaikan, demi terciptanya produktivitas kerja yang berbasis kesehatan dan keselamatan,” sambungnya.
Alfian mengingatkan, penerapan K3 wajib dilakukan perusahaan sesuai dengan ketentuan Undang Undang nomor 1/1970, tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
BACA JUGA :
- Tim Kuasa Hukum Pribadi Harmin Ramba Resmi Laporkan Pemilik Akun FB Andi Rekkang di Polda Sultra atas Dugaan Tindak Pidana ITE
- Mantan Panwascam Lukman Sukawati Bongkar Laporan Rudi Hartono di Bawaslu Konawe Tidak Dilakukan Registrasi, ini Tanggapan Ketua dan Kordiv Penanganan Masalah serta Pelanggaran
- Bawaslu Konawe Resmi Berhentikan Lukman Sukawati Sebagai Panwascam Pondidaha Karena Terbukti Statusnya Pegawai Kontrak
- Tanggapi Rekomendasi Bawaslu Provinsi untuk Diproses PAW, Lukman Sukawati : Tidak Ada Pelanggaran Administrasi Yang Saya Lakukan Berdasarkan Pedoman Bawaslu
- Ketua Bawaslu Sultra Luruskan Berita PAW, Iwan Rompo Banne : Yang di PAW itu Adalah Panwascam Pondidaha Bukan Bawaslu Konawe
- Pj Bupati Harmin Ramba Akan Berikan Hadiah Umroh Ke Tanah Suci yang Mendapat Juara 1 Pada Lomba MTQ Tingkat Provinsi
“Pada Pasal 15 Undang Undang tersebut menetapkan, bagi yang melanggar ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dapat diancam pidana, dengan hukuman kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda setinggi-tingginya Rp 100.000,” jelasnya.
Menurut Alfian, penerapan K3 penting dilakukan agar seluruh pihak, baik pekerja maupun pengusaha dalam melaksanakan pekerjaanya dengan baik.
“Tentunya upaya prefentif yang sangat diutamakan dan menjadi perhatian, baik dari pengusaha maupun pekerja. Sehingga, dalam melakukan aktifitas pekerjaan, pekerja dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik, perusahaanpun dapat mencapai produktifitas usahanya dengan maksimal,” pungkasnya.