NEWS

Stunting Meningkat Ratusan Kasus pada 2021, Pemkab Kolaka Lakukan Hal Ini

709
Ketgam: Sekretaris Daerah Kolaka, Poitu Murtopo (kiri) bersama Kadis Kesehatan Kolaka, Harun Masirri (kanan). (Foto: Taswin Tahang/MEDIAKENDARI.COM)

 

Reporter: Taswin Tahang

KOLAKA – Stunting di Kabupaten Kolaka mencapai 639 kasus pada 2021. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pada 2020 yang hanya 95 kasus. Pemerintah Kabupaten Kolaka pun melakukan sejumlah langkah termasuk mengalokasikan anggaran untuk menekan angka ini.

Pada 2021 jumlah 639 kasus stunting diketahui berasal dari 65 desa yang tersebar di 12 kecamatan. Sementara 95 kasus stunting pada 2020 berasal dari 10 desa yang tersebar di 6 kecamatan.

“Jumlahnya memang bertambah karena kami memperluas daerah pencegahan,” terang Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, Harun Masirri pada Kamis, 1 April 2021.

Sekretaris Daerah Kabupaten Kolaka, Poitu Murtopo mengaku, saat inipeemerintah kabupaten sedang merancang stimulan untuk masyarakat, seperti pemberian asupan gizi, sosialisasi dampak stunting di sekolah, pola hidup sehat, serta ketersediaan sarana dan prasarana air bersih.

“Kami sudah anggarkan dana senilai Rp 92.450.536.633 untuk membuat 156 kegiatan pada 2021 ini,” katanya pada Kamis, 31 Maret 2021.

Ia juga berharap, banyaknya penderita stunting di Kabupaten Kolaka mendapatkan perhatian khusus dengan melibatkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang masih memiliki keterkaitan dalam membantu menekan angka kasus tersebut agar pada 2022 berada di bawah standar nasional, yaitu 14 persen.

Stunting merupakan kondisi di mana anak mengalami gizi kronis disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu 1.000 hari kehidupan yang mengakibatkan postur anak lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya.

Dampak jangka pendek dari stunting bisa berupa gangguan pertumbuhan tubuh, gangguan metabolisme, gangguan perkembangan otak, hingga memengaruhi kecerdasan anak. (A)

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version