KendariSULTRA

Sultra Masuk 10 Daerah Kekurangan Gizi Nasional, Dinkes Sebut Ini Alasannya

1116
Ilustrasi
Ilustrasi

Reporter: Febi Purnasari / Editor: Kang Upi

KENDARI – Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu 5 Agustus 2020 menyampaikan, ada 10 provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi di Indonesia.

Stunting sendiri adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis dan akut yang terjadi secara menahun sejak dari awal kehamilan, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak.

Ke-10 provinsi dimaksud yakni Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Barat, Gorontalo, Aceh, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah.

Dikonfirmasi atas data tersebut, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sultra, dr. Muhammad Ridwan mengatakan, kurangnya pemahaman orang tua terhadap manfaat asupan gizi menjadi penyebab.

Pemahaman orang tua dianggap rendah untuk kesadaran pentingnya asupan gizi kepada ibu saat hamil, anak dimasa perkembangan. Faktor lain yang berpengaruh yakni lingkungan dan ekonomi.

“Adanya kebiasaan disuatu daerah, misalnya ya, anak tidak bisa makan ini karena nanti begini, jangan kasi banyak makan anak mu ikan, nanti dia cacingan, nah ini yang bahaya, itu yang jadi penyebab stunting salah satunya,” ungkap Ridwan, Rabu 12 Agustus 2020.

Menurutnya, hal itu menjadi perhatian serius dalam pemberantasan stunting. Dirinya juga berharap seluruh instansi pemerintah ikut andil dalam mencegah dan meminimalisir angka stunting.

“Jadi tidak bisa kalau hanya bidang kesehatan saja, karena bidang kesehatan hanya pada status gizinya, hanya mengintervensi status gizinya dengan makanan tambahan. Semua stakeholder baik itu pemerintah, orang ekonominya juga harus berperan dalam memberantas stunting itu,” tegasnya.

Dijelaskannya juga, untuk di Sultra sendiri sebanyak tujuh daerah menjadi titik khusus dan menjadi fokus dalam penanganan dan pencegahan terjadinya stunting.

“Pertama itu Buton, Kolaka, Muna, Wakatobi, Buton Selatan, Kolaka Timur dan Kabupaten Konawe Kepulauan,” ujar dr Ridwan.

Senada dengan itu, Kepala Seksi Gizi Dinkes Sultra, Almin mengatakan, angka stunting di Sultra dibanding tahun lalu alami penurunan. “Ya kalau tahun lalu 2018 2019 angka stunting kita kan mencapai sekitar 28,8 persen kalau sekarang ya sekitar 27 persen,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, sebagai upaya menekan angka stunting di Sultra, beberapa upaya terus dilakukan Dinkes, Salah satunya dengan membuat Rumah Cegah Stunting (RCS).

“Jadi kita upayakan semua kabupaten kota itu harus membuat satu RCS. Kebetulan kemarin yang sudah dilaunching itu baru ada di Kota Kendari yang ada di Puskesmas Mata dan Kabupaten Konawe yang ada di Puskesmas Anggalamoare,” pungkasnya.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version