HEADLINE NEWSKONAWENEWSPERISTIWASULTRA

Bupati Konawe dan Anggota DPR RI Terpilih Tinjau Banjir Gunakan Katinting

684
×

Bupati Konawe dan Anggota DPR RI Terpilih Tinjau Banjir Gunakan Katinting

Sebarkan artikel ini
Bupati Konawe ( baju putih ) bersama Anggota DPR RI terpilih ( baju biru kedua dari depan) saat meninjau lokasi banjir dengan mengunakan katinting

Reporter : Jaspin

Editor : Taya

PONDIDAHA – Sejak terjadinya banjir di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang menenggelamkan sejumlah rumah warga, pertanian, perkebunan, dan peternakan, Pemerintah Kabupaten Konawe dan Anggota DPRD Konawe hingga Anggota DPR RI turut ambil andil dalam musibah tersebut.

Seperti yang dilakukan Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa, bersama putra sulungnya Fachry Pahlevi Konggoasa yang juga sebagai Anggota DPR RI terpilih, terlihat sigap dalam menangani evakuasi korban banjir hingga menyalurkan bantuan.

Tingginya debit air banjir bandang saat ini semakin meningkat dan menenggelamkan sejumlah rumah. Hingga akses transportasi yang sulit dijangkau menggunakan roda 4 maupun roda 2, membuat semua orang kebinggugan menggunakan kendaraan dan akses jalan.

Tetapi bagi Kery dan Fachry, tak menurunkan niat mereka sebagai pemimpin untuk menemui masyarakatnya dengan menggunakan perahu katinting, untuk meninjau daerah titik rawan banjir.

Menurut Fachry, susahnya akses menuju daerah banjir, terpaksa ia harus menggunakan perahu katinting, untuk meninjau langsung lokasi banjir yang susah untuk dilewati kendaraan. Selain itu, warga yang masih terjebak banjir juga masih banyak di lokasi, sehingga pihaknya memutuskan untuk segera mengevakuasi mereka.

“Kami dapat laporan dari warga katanya banyak warga yang masih belum dievakuasi keluar karena terjebak banjir. Sehingga kami menggunakan perahu untuk melakukan evakuasi korban banjir,” ucap Fachry kepada mediakendari.com.

Bahkan untuk memantaupun akses banjir, kata Fachry, sangat sulit untuk menuju ke lokasi korban banjir untuk memastikan kondisi di lapangan di Desa Lalongotomi Kecamatan Pondidaha.

“Selain di Desa Lalongotomi, kami juga cek ke lokasi lain. Yang jelas kami keliling di tempat yang memang susah untuk dilalui kendaraan,” ungkapnya. (b)

You cannot copy content of this page