BAUBAUKESEHATANMETRO KOTASULTRA

Dokter “Potong” Jam Pelayanan di RS Palagimata, Dirut: Masyarakat Jadi Korban

2239
×

Dokter “Potong” Jam Pelayanan di RS Palagimata, Dirut: Masyarakat Jadi Korban

Sebarkan artikel ini
Direktur RSUD Palagimata, dr. Nuraeni Djawa

Reporter : Ardilan
Editor: Kang Upi

BAUBAU – Direktur BLUD Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palagimata Kota Baubau, dr. Nuraeni Djawa menilai, masyarakat telah menjadi korban pemotongan jam layanan.

Penilaian itu sendiri diungkapkannya saat menanggapi aksi protes dokter beserta staf medis, perawat, petugas laboratorium, dengan memotong jam layanan kesehatan masyarakat secara sepihak.

Menurutnya, aksi protes yang dimulai dari pernyataan mosi tidak percaya hingga pemotongan jam pelayanan dari enam jam menjadi dua jam di semua poli, berdampak kurang bagus untuk masyarakat Baubau.

“Saya sesalkan juga sebenarnya karena ini kan berimbas ke masyarakat. Seharusnya masyarakat mendapatkan pelayanan yang betul-betul tapi karena mereka (para dokter) menurunkan pelayanan imbasnya kan yang jadi korban siapa ya masyarakat,” kata dr. Nuraeni ditemui diruang kerjanya, Rabu (4/12/2019).

dr. Nuraeni juga menjelaskan, berdasarkan pantauannya pelayanan terhadap masyarakat masih berjalan normal seperti biasanya. Ia juga mengaku belum mendapat keluhan dari pasien akibat dari penurunan jam pelayanan tersebut.

Baca Juga :

“Teman dari Jantung (Poli) tadi bilang sama saja pelayanan seperti biasanya. Bukan hanya direktur kan (Yang kena dampak) pasti kan semuanya terhadap masyarakat juga,” bebernya.

Dia juga menilai, pelayanan yang tetap berjalan normal meski para dokter memberlakukan penurunan jam pelayanan disebabkan faktor hati nurani dari para dokter maupun staf medis serta perawat.

Ia menganggap, para jajarannya tersebut tidak tega apabila melihat ada masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan di RSUD Palagimata, namun tidak terlayani dengan baik.

“Kalau mereka (Pasien) sudah berjam-jam dari pagi baru mereka (Para dokter) meninggalkan kan kasian. Kita kembali pada diri kita masing-masing, misalnya keluarga kita dikasih begitu di daerah lain apa mau terima,” tukasnya.

Terkait permintaan para dokter yang meminta dirinya dicopot dari jabatan direktur BLUD, dr Nuraeni menyerahkan hal itu kepada orang nomor satu di Kota Baubau.

“Saya menunggu saja hasil keputusan Wali Kota sebagai pimpinan tertinggi kami. Apapun keputusannya itu sudah yang terbaik,” tandas istri dari Rahmat Tuta ini.

You cannot copy content of this page