Reporter: Mumun
WANGGUDU – Dinas Kekuatan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) telah memediasi polemik antara nelayan Desa Muara Tinobu Kecamatan Lasolo dan Desa Labengki Kecamatan Lasolo Kepulauan.
Polemiik ini sendiri muncul akibat adanya ‘bagan rambo’ milik nelayan Desa Muara Tinobu disekitar perairan Desa Labengki, yang dinilai mempengaruhi turunnya hasil tangkapan ikan nelayan desa setempat.
Kepala Bidang Budidaya DKP Konut, Darwis mengatakan, pertemuan mediasi yang digelar di Desa Labengki, 2 September 2019 itu dilakukan, karena nelayan asal Desa Labengki mempersoalkan kehadiran bagan rambo milik nelayan Desa Muara Tinobu.
“Kami pertemukan dan dudukan bersama. Kita berikan penjelasan dan semua bisa saling mengerti dan memahami. Ini lebih kepersoalan hasil tangkapan ikan,” ujarnya, Kamis (5/9/2019).
Dalam mediasi yang dihadiri perwakilan nelayan di dua desa tersebut, kata Darwis, disepakati sejumlah poin yang akan dilaksanakan kedua pihak. Poin tersebut antara lain, bagan rambo tidak boleh beroperasi di wilayah konservasi pulau wisata Labengki.
BACA JUGA:
- Prestasi Pj Bupati Konawe Diakui Presiden Jokowi dan Mendagri, Kamis 25 April 2024, Harmin Ramba Terima Piagam Penghargaan di Balai Kota Surabaya
- Resmi Daftar di Tiga Partai, Kini Bachrun Labuta Bidik PKS
- Nuryadin Tombili Ajak Kader PAN Konawe Bersatu Menangkan Ardin Sebagai Bupati
- KPU Muna Buka Perekrutan PPK PIlkada 2024, Ini Jadwalnya
- Kantor Pertanahan Konut Turut Serta dalam Peluncuran GSRA, Siap Wujudkan Cita-cita Reformasi Agraria
- Sekda Sultra Terima Kunjungan Rombongan PKDN SESPIMTI Polri Dikreg ke-33
“Bagan rambo beroperasi 300 meter dari wilayah Desa Labengki bagian batas Desa Waturambaha Laskep dan masyarakat Desa Labengki dapat mengawasi atau melaporkan bagi nelayan bagan yang tidak menaati kesepakatan,” terangnya.
Mediasi ini juga disaksikan Pemerintah Desa Labengki, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), DKP Konut, TNI Angkatan Laut. /B