NEWS

Tangan Dingin Pahri Yamsul, Sosok Dibalik Arsitektur Megah Pemprov Sultra

1148
×

Tangan Dingin Pahri Yamsul, Sosok Dibalik Arsitektur Megah Pemprov Sultra

Sebarkan artikel ini
Desain gedung baru Kantor Gubernur Sultra setinggi 22 lantai. (Istimewa)

KENDARI – Dalam satu dua dekade terakhir, Kota Kendari sebagai Ibu Kota Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) tengah gencar merias muka dan bersalin rupa.

Dalam kurun waktu tersebut, Kota Kendari sebagai titik pusat pemerintahan, ekonomi, budaya dan gaya hidup tengah bergeliat menampilkan wajah baru.

Wajah tersebut adalah sebuah kota metropolis, dengan gedung-gedung yang menjulang tinggi menantang langit dan berbagai bangunan ikonik lainnya.

Bangunan tersebut misalnya, Masjid Al Alam yang saat ini sudah jadi ikon wisata religi, yang saban sore muncul di tayangan adzan magrib tv nasional, bersama puluhan masjid indah lainnya di seluruh Indonesia.

Cukup membanggakan, karena masjid diatas Teluk Kendari yang baru digunakan ditahun 2018 atau baru 4 tahunan itu, keindahannya disejajarkan dengan masjid ikonik lainnya, yang usianya sudah puluhan bahkan ratusan tahun.

Masjid Al Alam ini menjadi satu diantara puluhan bangunan ikonik di Sultra yang saat ini tengah dikebut pembangunannya untuk dituntaskan dan selalnjutnya dibuka ke Publik.

Misalnya, perpustakaan internasional, rumah sakit jantung Oputa Yii Koo setinggi 15 lantai, dan Kantor Gubernur Sultra setinggi 24 lantai, dan konon akan menjadi Gedung tertinggi di Bumi Anoa.

Seluruh pendirian bangunan ini tidak lepas dari satu figure sentral yang saat ini menggawangi urusan pemerintahan provinsi di bidang konstruksi.

Dialah, Kepala Dinas Cipta Karya dan Bina Konstruksi dan Tata Ruang Provinsi Sultra, Pahry Yamsul, yang menjadi arsitek wajah baru Ibu Kota Bumi Anoa.

Arsitek jebolan Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Makassar ini sendiri sudah lebih dari 25 tahun mengabdi sebagai ASN.

Dalam kurun waktu tersebut, dirinya telah berkarya sebagai figure dibalik ratusan bahkan ribuan proyek pembangunan yang diinisiasi Pemprov Sultra di Kota Kendari.

Kepada MEDIAKENDARI.com, Pahri mengungkan saat ini tengah mengejar penuntasan sejumlah pembangunan misalnya seperti RS Jantung dan Stadion Lakidende.

“Untuk RS Jantung Oputa Yii Koo sendiri ditargetkan rampung pada Januari 2023 selesai 100 persen, tinggal tunggu Alkes (alat Kesehatan) masuk,” terang Pahri.
RS Jantung dan Pembuluh Darah tersebut berdesign mewah dan digadang-gadang menjadi RS yang megah dan lengkap di kawasan Indonesia Timur (KTI).

RSJPD Sultra ini juga memiliki konsep edukasi sehingga dapat dimanfaatkan mahasiswa Kedokteran Universitas Halu Oleo (UHO) untuk melakukan praktek perkuliahan

Selanjutnya, untuk Stadion Lakidende yang dibangun dengan standar FIFA ini, sendiri pembangunannya telah selesai pada zona 1 dan 2, yakni sisi kanan dan belakang.

Berdasarkan desain yang direncanakan, Stadion Lakidende nantinya akan mencapai 25 ribu tempat duduk, dan akan dibangun beberapa fasilitas pendukung stadion.

Untuk fasilits standar FIFA, kursi tribune, dan rumput lapangan, sehingga bisa menghadirkan event berskala nasional bahkan internasional di Kota Kendari.

Selain itu, ada juga fasilitas seperti ruang ganti pemain, toilet, kafetaria, dan merchandise, megastore, foodcourt, dan coffeeshop. Nantinya, stadion ini juga difungsikan untuk keperluan olahraga atletik.

Sementara itu, menurutnya untuk sisi depan stadion tersebut, saat ini kelanjutan pembangunannya masih menunggu proses penyelesaian sengketa lahan.

“Zona depan, pintu masuk belum diselesaikan, karena ini masih ada perdebatan masalah lahannya, kalau sudah selesai masalah lahannya kita akan lanjutkan,” tegas Pahri.

Kedepanya, stadion Lakidende akan menjadi kawasan wisata olahraga yang saling terkoneksi antara sarana olahraha KONI, lapangan softball, lapangan golf, hingga kolam renang.

Stadion yang terletak di Kelurahan Bende, Kecamatan Kadia, Kota Kendari ini juga diharapkan sebagai sarana peningkatan prestasi olahraga di Sultra nantinya.

Pembangunan stadion ini sendiri telah berjalan sejak tahun 2021, lalu dengan proyeksi anggaran yang dibutuhkan hingga Rp200 miliar dan ditargetkan rampung pada tahun 2023 mendatang.

Selain kedua gedung tersebut, kata Pahri, pihaknya saat ini juga tengah melaksanakan pembangunan Kantor Gubernur Sultra setinggi 24 lantai.

Kantor Gubernur Sultra ini tidak saja dirancang dengan megah dan mewah, tapi juga mengusung visi efektif dan efektifitas pelayanan kepada masyarakat.

 

Konsepnya, kantor ini nantinya akan bisa menampung dan menjadi kantor Bersama seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) lingkup Pemprov Sultra.

“Pembangunan kantor gubernur untuk tahap pertama sudah selesai dan sekarang yang sedang berlangsung itu di tahap kedua,” terang Pahri sembari menunjukan maket Gedung Kantor Gubernur Sultra.

Selain gedung tersebut, sejumlah proyek pembangunan di Pemprov Sultra yang lahir dari tangan dingn Pahry Yamsul juga saat ini tengah siap diresmikan.

Pembangunan tersebut diantaranya, Modern regional library atau perpustakaan modern Sulawesi Tenggara setinggi 7 lantai yang tahap pembangunannya telah selesai 100 persen

Modern Regional Library Sulawesi Tenggara sendiri terinspirasi dari Harvard College Library di Harvard University, yang merupakan perpustakaan terbesar dan terlengkap di dunia yang mencapai 15,39 juta koleksi dengan sistem manual dan digital.

Selain perpustakaan tersebut, Modern Regional Library Sulawesi Tenggara juga terinspirasi Public Library (BPL), yang terletak di pusat Kota Boston, Massachusetts, Amerika Serikat (AS), Gubernur Ali Mazi bersama rombongan mengunjugi perpustakaan umum tersebut pada pada Minggu, 13 Oktober 2019.

Meski belum diresmikan, namun Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Sulawesi Tenggara telah membuka layanan baca di pinjam buku di perpustakaan tersebut.

Bangunan perpustakaan modern Sulawesi Tenggara terdiri dari 7 lantai dengan masing-masing fungsi dan penggunaan. Lantai satu, loker, layanan Online Public Access Catalog (OPAC), layanan sirkulasi, cafetaria, serta zona promosi budaya baca.

Lantai dua, ruang teater, buku cadangan, ruangan edukasi narkoba, ruang belajar dan internet, ruang baca anak, ruang baca lansia dan disabilitas serta musala.

Lantai 3, meeting event room, seminar, ruang baca monografi. Lantai keempat, ruang terbuka, ruang koleksi berkala, ruang koleksi referensi ruang koleksi deposit, ruang server, serta ruang pengelolaan bahan perpustakaan.

Lantai 5, akan berdiri ruang layanan naskah kuno, ruang konservasi, layanan audio visual, executive lounge dan ruang publik. Lantai 6, ruang perkantoran bagi Dinas Perpustakaan.

Terakhir, lantai 7 atau top floor, merupakan ruang fumigasi, ruang baca terbuka dan cafe baca. Ditempat ini nantinya seluruh kalangan bisa fasilitas yang ada.

“Perpustakaan ini nanti akan diresmikan Bersama dengan jalan toronipa dan rumah sakit jantung, rencananya yang meresmikan itu presiden Jokowi,” ujar Pahry.

Diungkapkannya, foto rencana pembangunan yang akan dilaksakanan telah terpasang di dinding koridor di Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi dan Tata Ruang.

 

Menurutnya, hal tersebut punya makna filosofis sebagai pengingat dan pemacu semangat bagi seluruh pegawai di dinas tersebut, untuk memacu kinerja karena banyak pembangunan yang belum selesai.

“Jadi ini untuk perigatan bagi rekan-rekan agar bekerja serius, masih banyak yang harus dikerjakan, itulah falsafahnya semua kita pasang fotonya,” ujar Pahry.

Dirinya juga berharap, kinerja para pegawai di Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi dan Tata Ruang Provinsi Sultra yang selama ini sudah terbangun, bisa lebih dimaksimalkan lagi.

Sebab, kedepan, tugas dan tantangan untuk membangun Sultra akan semakin berat, dan semakin banyak, mengingat pertambahan penduduk yang semakin banyak dan pembangunan yang semakin pesat.

Jadi itu memang menjadi tantangan tersendiri bagi di Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi dan Tata Ruang Provinsi Sultra untuk menciptakan infrastruktur yang sesuai dan mengikuti perkembangan masyarakat.

Pahry menyebut, dalam menciptakan infrastruktur tersebut pihaknya tetap mengambil nilai dan kearifan serta menyesuaikan dengan budaya local sebagai bagian yang tak terpisahkan.

Tidak hanya pertimbangan teknis, pembangunan infrastruktur yang dibangun tersebut harus memperhatikan aspek kebutuhan ruang sosial dan lingkungan masyarakat.

Untuk visi pembangunan di Sultra, kita tetap memperhatikan aspek kebuthan ruang terbuka hijau, agar tercipta tidak hanya kota yang metropolis tapi juga sehat.

“Untuk kota yang sehat, itu minimal ruang terbuka hijau minimal antara 20 – 40 persen, itu untuk membantu efek psikologi warga kota dalam berpikir,” jelas Pahry.

Diungkapkannya juga, untuk pembangunan yang diprioritaskan ditahun 2023 yakni lanjutan pembangunan kantor gubernur, lanjutan pembangunan patung pahlawan nasional Oputa Yi Koo di Kota Baubau.

Selain itu, ada juga proyek sarana air minum di Batu Atas, di Binongko, Ruang terbuka hijau di Kolaka Utara, Kolaka Timur, Bombana, Wakatobi dan sejumlah daerah lainnya.

“Terkhusus di Kota Kendari sebagai Ibu kota provinsi, kita tetap focus pada penyelesaian pembangunan yang ada seperti GOR Afiani Rahayu, landscape di perpustakaan, masjid Al Alam, kolam renang, “ pungkasnya.

You cannot copy content of this page