NEWS

Tangkal Konten Negatif di Internet dengan Dakwah dan Wawasan Pancasila

768
×

Tangkal Konten Negatif di Internet dengan Dakwah dan Wawasan Pancasila

Sebarkan artikel ini
Kegiatan dakwah ramah perkuat semangat kebangsaan di kabupaten Konawe Utara.

KONAWE UTARA – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia (RI) dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual Rabu, 10 November 2021 di Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema saat ini adalah “Dakwah Ramah Perkuat Semangat Kebangsaan”.

Empat orang narasumber tampil dalam seminar kali ini. Masing-masing yakni, Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Alfida, Penulis Blog dan Sociopreneur, Reh Atemaleh Susanti, Aktivis Japelidi dan Mafindo dan Dosen Komunikasi Universitas Halu Oleo, Sitti Utami R Kamil serta GNI Trainer dan Anggota Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Rahmat FA.

Sedangkan moderator yaitu Ratih Aulia selaku presenter TV. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta. Pada webinar ini diikuti oleh 633 peserta dari berbagai kalangan umur dan profesi.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden RI, Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Beranjak ke sesi pemaparan, materi pertama dibawakan oleh Alfida yang menyampaikan tema “Pemanfaatan Internet untuk Menyebarkan Konten Positif bagi Pemuka Agama”.

Menurut dia, banyaknya konten negatif keagamaan di internet berpotensi memberi dampak buruk, seperti ancaman kemajemukan beragama, menimbulkan sekat-sekat atau memicu terbelahnya masyarakat beragama. Oleh karena itu, pemuka agama berperan penting di era digital dalam menangkal konten-konten negatif, seperti membuat konten kreatif dengan memanfaatkan berbagai aplikasi. “Manfaatkan media kreatif untuk mengemas pesan-pesan agama melalui video, teks tulisan, pesan suara, atau kisah teladan,” ujarnya.

Selanjutnya, Reh Atemaleh Susanti menyampaikan paparan berjudul “Bijak di Kolom Komentar”. Ia mengatakan berpendapat (termasuk di internet) adalah hak semua orang, namun ada aturan dan etika yang harus dipatuhi.

Hal yang perlu diperhatikan dalam berkomentar adalah jangan berkomentar ketika sedang marah, gunakan bahasa yang sopan dan tidak menyinggung SARA, serta pastikan akurasinya. “Jika terlanjur mengunggah atau menyebarkan informasi yang salah melalui media sosial, maka wajib untuk melakukan ralat atau koreksi,” jelasnya.

Pemateri ketiga, Sitti Utami R Kamil memaparkan materi bertema “Literasi Digital dalam Meningkatkan Wawasan Kebangsaan”. Menurut dia, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika seharusnya menjadi landasan warganet dalam kecakapan digital. Tujuannya, untuk memahami batasan kebebasan berekspresi; bisa membedakan antara keterbukaan informasi dan pelanggaran privasi; serta bisa memahami tentang misinformasi, disinformasi, dan malinformasi.

“Ciri aktivitas di dunia maya yang berlandaskan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, misalnya memprioritaskan cara demokrasi, mengutamakan Indonesia, dan menginisiasi cara kerja gotong royong, serta mendukung toleransi keberagaman,” terang Sitti.

Rahmat FA sebagai narasumber terakhir menyampaikan paparan berjudul “Tips dan Pentingnya Internet Sehat”. Ia mengatakan, internet sehat berarti sebuah bentuk keamanan saat mengakses internet. Literasi digital adalah salah satu upaya dalam mengedukasi masyarakat akan pentingnya internet sehat.

Adapun kiat-kiatnya, antara lain berhati-hati memilih teman di media sosial, memperkuat kata sandi, hindari tautan yang tidak jelas, membuat konten yang bermanfaat, serta mengaktifkan fitur privasi. “Gunakan internet untuk kegiatan yang produktif,” tuturnya.

Setelah pemaparan seluruh materi, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu Ratih Aulia. Para peserta tampak antusias dan mengirimkan banyak pertanyaan. Panitia memberikan uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.

Salah seorang peserta, Redi, bertanya tentang cara mengedukasi orang tua akan internet sehat dan terhindar dari informasi hoaks. Menanggapi hal tersebut, Rahmat bilang, lakukan pendekatan khusus untuk memberitahukan keamanan internet kepada orang tua. Sebagai anak yang memahami literasi digital, sebaiknya menghindari untuk menegur secara langsung dan gunakan bahasa yang sopan beserta alasan akan dampak buruk dari konten negatif.

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. (Adm).

 

Penulis : Redaksi

You cannot copy content of this page