KENDARI – Kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara (Sultra), menandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan Porum Bulog Wilayah Sultra terkait penyediaan beras fortivit dalam upaya percepatan penurunan angka gizi buruk dan stunting di Sultra.
Penandatanganan nota kesepahaman tersebut dilakukan oleh Kepala Perwakilan BKKBN Sultra Asmar, bersama Kepala Perum Bulog Wilayah Sultra Siti Mardati Saing bertempat di Kantor BKKBN Sultra, Rabu, 26 Januari 2022.
“Karena itu kegiatan penandatanganan MoU hari ini (Rabu,red) sangat penting nilainya dalam upaya menekan angka stunting di seluruh wilayah Sultra,” ucap Kepala BKKBN Sultra, Asmar.
Baca Juga : Tekan Angka Gizi Buruk, BKKBN dan Perum Bulog Sultra Siapkan Beras Fortivit
Ia menyebut, kasus stanting di Sultra saat ini mencapai 30,32 persen di atas rata-rata kasus nasional yang hanya mencapai 28%.
Menurut Asmar, penanganan kasus stunting tidak bisa hanya dibebankan pada satu lembaga saja dalam hal ini berkata band tetapi perlu keterpaduan berbagai elemen pemerintah atau elemen masyarakat salah satunya dari Perum Bulog yang menyediakan beras fortivit.
Dikatakannya, BKKBN akan melibatkan sekitar 400 kampung keluarga berkualitas (KB) di Sultra melalui program Dahsyat atau dapur sehat atasi stanting, yang menggunakan beras fortivit dalam penanganan stunting.
Baca Juga : Besok, Kajati Baru Sultra Dikabarkan Tiba di Kendari
“Saya berharap melalui program ini dapat menekan angka stunting di Sultra, dengan melahirkan anak-anak yang sehat dan berkualitas,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bulog Wilayah Sultra, Siti Mardati Saing mengapresiasi atas MoU tersebut karena akan mendorong Bulog dalam melakukan penyerapan beras petani.
“Kami siapkan berapapun kebutuhan beras fortivit yang dibutuhkan oleh BKKBN dalam mendukung program Dashat sehingga kasus stunting di Sultra bisa dituntaskan,” tutur Siti. (Adm).