Reporter : Hasrun
Editor : Taya
KENDARI – Seolah tak berhenti untuk mengasah ilmu pengetahuan, kumpulan pemuda yang tergabung dalam Literatur Senja terus mengasah pengetahuan melalui diskusi terbuka di beberapa tempat dengan menyajikan berbagai macam judul buku. Pada kesempatan ini pemuda Literatur Senja menggelar diskusi di taman Kota Kendari, Minggu (30/6/2019).
Sebelumnya Pemuda Literatur Senja ini juga menggelar diskusi di Ruang Terbuka Hijau (RTH), Kabupaten Bombana beberapa bulan yang lalu.
Dalam rilis yang diterima Mediakendari.com salah seorang penggagas Literatur Senja, Heriyan Puwatu mengatakan,apa yang telah dipelajari itu lebih baik dari pada yang diperoleh.
“Seperti dalam bukunya Andy Stanley,dia bilang begini, apa yang anda pelajari itu lebih penting dari pada apa yang anda peroleh,” ujar Heriyan Puwatu dalam rilisnya, Minggu (30/6/2019).
Heroyan Puwatu juga menuturkan kisah kegagalan salah satu ilmuwan dunia, Thomas Alva Edison saat mempelajari teori cayaha lampu, namun tak pernah berhenti untuk belajar.
Menurut Heriyan penemu teori cahaya lampu asal Amerika itu berulang kali gagal dalam menyempurnakan teori cahaya lampu tersebut, hingga akhirnya ia berhasil menemukan teori yang sempurna.
BACA JUGA :
- Aliansi Masyarakat Peduli Hukum Sultra Meminta Kejagung dan KPK RI Periksa Kepala BPBD Konut
- Tampil di Indonesia Fashion Week, Pj Gubernur Sultra : Tenun Bukan Sekedar Kain Tapi Akar Mempertahankan Budaya
- Kementerian ESDM Tetapkan Wilayah Pertambangan Rakyat Secara Nasional, Sultra Tidak Termasuk
- Dua Siswi Asal Kendari Hendak Dijual ke Kalimantan, “Pecah” Pertama Harga Rp 20 Juta
- Polsek Bondoala Kejar Anak Anggota DPRD Konawe, Diduga Otak Dari Dua Rekannya yang Mencuri di Rumah Warga Desa Tondowatu
Namun katanya, kekegagalan tersebut tidak membuat Thomas menyarah dan berputus asa, akan tetapi ia justru memandang kegagalan itu suatu pelajaran yang harus terus digali agar orang selanjutnya tidak mengulangi kesalahan yang sama.
“Hingga suatu hari, ia menemukan teori yang benar serta paripurna, dan akhirnya berguna bagi semua umat di dunia, yakni cahaya lampu,” jelasnya.
Lebih lanjut kata pria yang akrab disapa Hery menjelaskan, point penting dari cerita tersebut memberi pemahaman kepada setiap orang, bahwa kegagalan yang dialami tidak boleh membuat seseorang berhenti mengejar pengetahuan, tetapi ia harus menjadikan kegagalan sebagai perkakas dalam berkarya dengan terus belajar.
“Maka dari itu kita harus terus belajar, belajar dan membaca, membaca dan membaca. Sebab apa yang anda pelajari kelak berguna bagi orang lain, walaupun hari ini anda belum memperoleh hasilnya,” jelasnya.
“Yakin dan percayalah bahwa engkau adalah penuntun orang buta dan cahaya bagi mereka yang di dalam kegelapan. Seperti semboyan R.A Kartini, habis gelap terbitlah terang, kitalah pemuda yang dapat mewujudkan itu,” sambung Hery. (b)