NEWS

Tiga Agenda Besar Pemprov Sultra untuk Kepton, Icon Baru Siap Dibangun

1667
Ketgam : Gubernur Sultra, H Ali Mazi, SH (Baju Putih) bersama Wali Kota Baubau, Dr H AS Tamin (Memakai peci hitam) saat meninjau lokasi pembangunan patung Sultan Himayatuddin (Oputa Yi Koo).

Penulis : Ardilan

BAUBAU – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar kunjungan kerja ke wilayah Kepulauan Buton (Kepton). Dalam kunkernya itu, Pemprov memiliki tiga agenda besar yakni meninjau lokasi pembangunan Jembatan Buton-Muna, pembangunan tugu pahlawan Nasional dari Buton yakni Sultan Himayatuddin yang bergelar Oputa Yi Koo serta rencana perluasan landas pacu (Runway) Bandara Betoambari Kota Baubau.

Mengusung visi gerakan akselerasi pembangunan daratan dan lautan (Garbarata), Pemprov Sultra dibawah Komando Gubernur H Ali Mazi, SH, sejumlah icon baru siap dibangun di daerah eks pusat Kesultanan Buton itu.

Diwawancara usai berkeliling melihat sejumlah lokasi rencana pembangunan Pemprov Sultra di Kepton, Ali Mazi mengatakan terkait pembangunan jembatan Buton-Muna saat ini tidak ada kendala.

Ia mengaku Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton Tengah (Buteng) siap melakukan pembebasan lahan.

“Mudah-mudahan setelah DID-nya selesai kita bisa lakukan evaluasi khususnya masalah tanah. Saya imbau masyarakat mendukung karena ini menjadi salah satu icon dunia juga,” ucap Gubernur Sultra, H Ali Mazi, SH kepada sejumlah wartawan Sabtu 30 Januari 2021.

Ketgam : Gubernur Sultra, H Ali Mazi, SH (Baju putih ditengah) bersama Wali Kota Baubau, Dr H AS Tamrin (Memakai peci hitam dikiri).

Politisi NasDem ini menerangkan dirinya sudah merencanakan pembangunan Jembatan Buton-Muna sejak 17 tahun lalu atau sejak tahun 2003. Kala itu, ia juga menjabat Gubernur Sultra diperiode pertamanya. Namun nanti diperiode keduanya sebagai orang nomor wahid di Bumi Anoa baru rencananya itu terlaksana.

“Bayangkan saya rencanakan sejak 2003, nanti 2021 baru terlaksana. Mudah-mudahan karena pemerintah pusat serius, pemerintah daerah juga harus serius karena dukungan bantuan baik moril maupun finansial pemerintah pusat sangat mendukung,” ungkapnya.

Ali Mazi menjelaskan Jembatan Buton-Muna nantinya tidak akan menjadi sekedar jembatan penyebrangan saja. Akan tetapi, jembatan itu nantinya akan menjadi sektor baru pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sebab, Pemprov Sultra juga akan membangun kawasan pariwisata baru sebagai faktor pendukung.

“Panjangnya 762 meter. Saya juga berterima kasih kepada bapak Presiden dan pak Menteri pekerjaan umum (PU). Semoga dapat diwujudkan dalam waktu dekat. Saya sampaikan kepulauan buton dan muna harus jadi satu sehingga Sultra menjadi satu kesatuan. Kalau jembatan sudah sambung akan ada investor swasta yang masuk yang tentunya mendongkrak pertumbuhan ekonomi,” bebernya.

Sementara itu, Gubernur menuturkan terkait rencana pembangunan tugu Sultan Himayatuddin pihaknya tengah melihat letak lokasinya. Menurutnya, patung Oputa Yi Koo harus dibangun ditempat yang elok dipandang dan punya nilai estetika bangunan.

“Tadi saya tinjau kira-kira areal Kota Mara. Harus estetika juga dilihat bagus. Karena akan jadi icon juga,” ujarnya.

Ali Mazi menegaskan tugu Sultan Himayatuddin tidak akan menjadi sekedar patung biasa. Pihaknya akan membuatnya menjadi salah satu tempat kunjungan baru untuk masyarakat baik dalam negeri maupun luar negeri.

Ketgam : Gubernur Sultra, H Ali Mazi, SH (Tengah baju putih) bersama Wali Kota Baubau, Dr H AS Tamrin (Memakai peci hitam) saat meninjau lokasi Jembatan Buton-Muna.

“Bahwa begitu gigihnya ketika itu Oputa Yi Koo berjuang melawan belanda walaupun dengan bambu rucing dan beberapa pasukan yang setia bergerilya di hutan. Oleh karena itu pemerintah memberikan penghargaan sebagai pahlawan Nasional. Sebagai generasi muda kita abadikan patungnya bersama dengan museum didalam tentang sejarah Buton,” ungkapnya.

Sementara itu, soal perluasan runway Bandara Betoambari, Gubernur Ali Mazi menambahkan dirinya sudah menyampaikan ke pihak Bandara Betoambari agar membuat rencana runway Bandara Betoambari sepanjang 3000 meter dan lebar 60 meter agar ia sampaikan ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI.

“Kemarin saya sudah bersurat panjangnya 2500 lebarnya 45. Tapi tadi saya sudah minta kepala Bandara (Betoambari) jadi 3000 supaya bisa dilewati pesawat berbadan lebar dan besar. Kalau begitu udah bisa pakai boeing,” tandasnya.

Ia menilai jika sebuah Bandara hanya bisa keluar masuk pesawat kecil dalam daerah maka daerah akan kurang berkembang.

Bandara itu paling tidak harus 3000 dengan
lebar 60. Kalau cuma dilewati pesawat kecil kapan untung. Minimal jemaah haji bisa berangkat dari situ. Itu yang akan kita kerjakan dan upayakan. Lagi kita desain dan sudah kita anggarkan,” pungkas Gubernur dua periode itu.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version