NEWS

Tinggal di Rumah Tak Layak Huni, Pasutri di Konawe Ini Butuh Uluran Tangan

520
×

Tinggal di Rumah Tak Layak Huni, Pasutri di Konawe Ini Butuh Uluran Tangan

Sebarkan artikel ini
Ketgam: kondisi rumah dari depan Bapak Tanggo. Foto: Andis/mediakendari.com

Reporter: Andis

KONAWE – Kakek Tanggo (56) dan istrinya, Jeni (20) hidup berdua dan tinggal di sebuah rumah yang jauh dari kata layak di Desa Ulu Lamokuni, Kecamatan Anggotoa, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara

Tanggo mengaku, rumah tersebut ditempatinya sejak ia masih muda dan hidup bersama kedua orang tuanya. Dengan kondisi kini, ia masih berkeinginan memperbaiki rumahnya. Namun, keinginannya itu terkendala masalah ekonomi yang dihadapinya.

Kesehariannya, Kakek Tanggo bersama istrinya menyambung hidup dengan mengelola sawahnya seluas 20 are, itupun masih dibagi lagi dengan ongkos mengelola sawah.

Ketgam: kondisi rumah dari samping

“Kalau hasil dari sawah itu hanya cukup untuk biaya traktor dan mesin pemotong padi. Dan jika ada sisanya, barulah kita pakai untuk makan,” kata Tanggo di rumahnya pada Sabtu, 27 Februari 2021.

Rumah Tango berukuran 3×5 dengan atap rumbia yang sebaian besar telah bocor. Dinding rumah berupa papapn yang sudah lapuk dimakan rayap. Hanya di bagian tempat tidur yang tampak baik.

Ketgam: kondisi tempat mandi

“Kalau hujan kami kebasahan karena atap sudah banyak berlubang. Waktu banjir tahun lalu kami terpaksa mengungsi di gubuk area sawahnya,” tambahnya.

Inisiatif untuk merenovasi rumahnya, Tanggo sudah mencoba tetapi sering terbengkalai karena usianya dan sering sakit-sakitan

“Ada atap yang sudah saya buat, cuma sedikit. Rencana nanti mau buat lagi dan saya sudah dapat sisa-sisa kayu dari warga buat ganti dinding rumah, tapi saat ini saya istirahat karena sering sakit-sakit di bagian perut,” jelasnya.

Ketgam: kondisi wc

Ia mengaku, tak mendapat bantuan tahun 2020 lalu. Nanti tahun 2021 ini, ia mendapatkan Bantuan Sosial Tunai (BST) sebesar 300 ribu.

Sementara itu, Jeni, istrinya yang ia nikahi 3 tahun lalu menderita sindrom autisme, sehingga membuat ia sulit untuk berkomunikasi.

Kepala Desa Ulu Lamokuni, Sumardin Baharuddin mengaku prihatin dengan kondisi yang dialami pasutri tersebut.

Sumardin mengungkap, sejak tahun 2018 lalu pihak pemerintah desa telah mengajukan permohonan bantuan rumah kepada pemerintah setempat. Namun, hingga saat ini bantuan tersebut tak kunjung diberikan,” jelasnya.

Menurut Sumardin, selama ini Tanggo dan istrinya mengandalkan bantuan dari warga setempat dan dermawan yang mengetahui keberadaannya.

“Saya harap ada pihak-pihak yang mau membantu merenovasi rumah Bapak Tanggo agar rumah yang layak ditinggali,” tutupnya. (b)

You cannot copy content of this page