Reporter: La Ato
KENDARI – Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir berharap setelah dikukuhkan, Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kota Kendari bisa memberikan akses permodalan bagi masyarakat, terutama para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Kendari. Hal ini ia sampaikan usai mengukuhkan TPAKD Kota Kendari, Selasa, 20 April 2021.
“Sehingga seluruh pihak bisa dapat terwadahi dan terfasilitasi untuk bisa mendapatkan akses, baik sebagai pemodal maupun sebagai orang yang membutuhkan pembiayaan,” kata Sulkarnain.
Ia mengatakan, berdasarkan survei nasional, masyarakat Indonesia baru sekitar 29 persen yang mengerti literasi keuangan, artinya masih sangat terbatas memahami seperti apa itu lembaga keuangan, apa itu proses untuk mendapatkan pembiayaan dan permodalan.
“Saya kira ini yang harus menjadi tanggung jawab kita, supaya persentase yang hanya 29 ini bisa kita naikan sampai 50, bahkan 70 persen,” kata Sulkarnain.
Dari 29 persen yang mengerti literasi keuangan itu, lanjutnya, hanya 47 persen yang benar-benar bisa mengakses lembaga keuangan.
“Ini artinya, ada tantangan bagi kita. Bagaimana masyarakat untuk bisa mengakses lembaga keuangan resmi atau pengelolah pembiayaan yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan,” lanjut Sulkarnain.
Di Kota Kendari sendiri, paparnya, tahun 2021 ini ada 1000 UMKM unggulan yang didorong untuk masuk ke dunia digital, sekaligus didorong untuk masuk ke dunia global.
“Karena dengan kita dorong mereka untuk memahami interaksi virtual seperti sekarang ini, berarti kita menyiapkan mereka agar mampu bersaing dengan seluruh pengusaha atau UMKM yang ada di Indonesia,” papar sulkarnain.
Dalam situasi ekonomi sulit saat ini, para pelaku UMKM, ungkapnya, merupakan penopang ekonomi Kota Kendari. Bahkan kalau dilihat dari portofolio ekonomi pemerintah kota, angkanya bisa sampai 60 persen.
“Jadi saya pikir UMKM ini harus menjadi konsen kita. Sehingga ke depan bisa berkontribusi untuk daerah,” kata Sulkarnain.
Sementara itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Sulawesi Tenggara, Muhammad Fredly Nasution berharap, ribuan UMKM yang ada di Kota Kendari bisa menjadi tantangan sekaligus juga menjadi peluang bagi TPAKD untuk bisa mendorong mereka dalam menuntaskan kemiskinan.
“Asal-usul TPAKD ini adalah berawal dari keprihatinan presiden, mengapa tingkat kemiskinan di Indonesia cukup tinggi. Ternyata salah satu penyebabnya adalah kurangnya akses pada lembaga-lembaga keuangan, sehingga masyarakat sulit untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraannya,” ucap Fredly. (C)