KENDARI,MEDIAKENDARI.COM – Universitas Mandala Waluya (UMW) Kendari rencananya ke depan bakal lebih mengoptimalkan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik ketimbang reguler.
Hal itu disampaikan langsung oleh Rektor UMW, Ratna Umi Nurlila saat ditemui di ruangannya, pada Jumat 7 Juli 2022.
Ia menjelaskan bahwa manfaat dari KKN Tematik jauh lebih terukur dan bermanfaat bagi mahasiswa, dosen maupun masyarakat ketimbang reguler.
Baca Juga : Masjid Al Ikhlas Mubar Laksanakan Shalat Idul Adha di Hari Sabtu
“Kalau kita melihat dari hasil evaluasi yang kita lakukan kemarin-kemarin, itu KKN Tematik ternyata banyak sekali menyelesaikan problem yang ada di masyarakat, jadi lebih kena,” katanya.
Dalam KKN Tematik mahasiswa dibekali perencanaan program kerja yang terstruktur, tersistematis dan tepat sasaran sesuai apa yang menjadi kebutuhan di lokasi tersebut.
Sementara untuk saat ini, UMW masih dalam tahap evaluasi untuk proses peningkatan KKN Tematik agar nantinya posko di lapangan bisa lebih dominan ketimbang yang reguler dengan pertimbangan asas manfaat.
“Sehingga ke depan meski tidak satu kali membalikkan menjadi tematik, tapi kita terus berupaya untuk meningkatkan jumlah posko yang melaksanakan KKN Tematik ini, yang kemarin hanya satu dua posko, kemudian kedepannya semua akan ke KKN Tematik,” ucapnya.
“Mengingat tadi ternyata manfaatnya, sasarannya lebih jelas, lebih terukur dan outputnya lebih maksimal,” sambung Ratna.
Baca Juga : Gadis di Konsel Jadi Korban Nafsu Birahi Ayah Tirinya Sejak Kelas 6 SD
Mengingat KKN Reguler bila dilihat berdasarkan fakta di lapangan mayoritas program kerja yang dilakukan pada umumnya seperti, memasang papan nama RT, RW, pembatas jalan, membuat tong sampah, dan nomor rumah warga.
Lebih lanjut, Ratna menyampaikan, yang diharapakan dari KKN itu adalah mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmu yang didapat saat proses perkuliahannya agar dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak.
“Kami harapkan mahasiswa saat melaksanakan KKN itu bisa bermanfaat bagi masyarakat sesuai bidang ilmunya masing-masing,” pungkasnya.
Reporter : Muhammad Ismail