NEWS

Viral Siswa SD Diduga Joget Dugem Saat Perpisahan Sekolah, Berikut Klarifikasi dan Kronologinya

975

KENDARI, MEDIAKENDARI.COM – Beberapa hari ini, Kota Kendari tengah digegerkan dengan beredarnya video viral yang mempertontonkan siswa sedang asyik bergoyang layaknya dugem saat acara perpisahan sekolah.

Kegiatan ini berlangsung di SDN 30 Kendari. Menurut berita yang beredar, terlihat sekelompok siswa SD dengan gurunya sedang berjoget diiringi musik yang menggelegar layaknya sedang dugem.

Informasi tersebut ditepis langsung oleh pihak SDN 30 Kendari, dalam hal ini Kepala Sekolah SDN 30 Kendari, Starni, S.Pd., M.Pd yang menyebutkan bahwa tidak ada tindakan yang menyeleweng yang dilakukan disekolahnya.

“Semua yang beredar berita itu tidak benar, saya tegaskan tidak ada guru yang berjoget disitu, hanya siswa dan orang tua murid, dan tidak ada kegiatan yang disengaja untuk berjoget-joget layaknya dugem” katanya kepada MediaKendari.com, Senin (12/6).

Starni menjelaskan kegiatan perpisahan ini, sudah memiliki agenda resmi, termasuk didalamnya hiburan yang terdiri dari beberapa tarian daerah diluar dari kegiatan yang tengah beredar disosial media.

Lanjutnya, kegiatan ini berlangsung dari pukul 08.30-11.30 WITA yang memiliki 2 kegiatan inti yaitu penyerahan siswa kepada orang tuanya dan penyerahan piagam dan sertifikat bagi siswa/i yang berprestasi baik segi akademik maupun non akademik.

“Jadi kronologi sebenarnya itu mungkin sekitar jam 12 saya sudah tegaskan bahwa acara sudah selesai, jadi mulai membersihkan dan membongkar. Sekitar jam 1, ini juga bertepatan dengan hajatan salah satu guru kami, dan ternyata masih banyak orang tua siswa yang berada disekolah, jadi tidak etis juga langsung ditarik sound systemnya, apalagi mereka tinggal mayoritas dilingkungan sekolah” tuturnya.

Menurut Starni, hal ini telah dikomunikasikan kepada pihak ketua panitia untuk membereskan segala perlengkapan sound system, membubarkan kegiatan dan juga kebersihan sekolah, karena kepala sekolah dan guru telah meninggalkan sekolah untuk pergi ke hajatan salah satu guru SDN 30 Kendari.

“Jadi kalau mau dibilang bukan ranah saya lagi, karena tepat acara selesai para murid saya sudah serahkan ke orang tua masing-masing tentu untuk kelanjutan pendidikan maupun pembinaannya” jelas Starni.

Menurut laporan yang diterima Starni baik dari petugas kebersihan, keamanan, dan orang tua murid kegiatan tersebut murni hanya ingin meluapkan emosi kegembiraan dari siswa yang telah lulus maupun orang tuanya tanpa ada niat untuk melakukan hal diluar norma etika yang baik.

“Jadi sambil bersih-bersih ada memang murid yang minta disambungkan hp nya dengan sound system katanya mau molulo, tapi mngkin karena musiknya kencang jdi mereka spontan juga joget seperti itu” ucapnya.

Diakuinya, dari kegiatan tersebut mungkin ada saja warga sekitar yang merasa terganggu dan tidak nyaman dengan hal ini, sehingga beredarlah video tanpa klarifikasi yang jelas.

Ditanya terkait pelaku penyebar video, Starni menjelaskan, berupaya untuk duduk bersama sehingga dapat menuntaskan masalah yang tengah beredar saat ini.

“Kami sudah dapat petunjuk dari ketua komite, kami yakin ini juga dari warga sekitar pelaku penyebar video, dan orang tua murid, sehingga kami ingin menyelesaikan secara kekeluargaan tanpa harus memperpanjang masalah” bebernya.

Starni mengaku wajar jika murid merasa senang dengan meluapkan emosinya dengan bergoyang, asal tetap memerhatikan etika moral yang baik.

“Wajar saja sebenarnya, asal jangan mengarah ke dugem, toh mereka tidak ada yang mabok, ataupun buka baju itu sudah menyalahi aturan. Saya tidak bilang perilaku ini benar, dan memang saya tidak setuju, namun sekali lagi ini hanya sebatas peluapan emosi kegembiraan, jadi itu tergantung sudut pandang masing-masing” katanya.

Kegiatan ini menjadi evaluasi besar bagi sekolah, dirinya mengaku telah kecolongan dengan kegiatan diluar agenda yang berlangsung hingga tersebarnya video ke jagat maya. Kedepannya kegiatan perpisahan akan menjadi pertimbangan yang ketat untuk dilaksanakan. Menurutnya tidak ada seorang guru bahkan orang tua yang ingin merusak moral anak didiknya.

“Untuk siswa ataupun orang tua yang terlibat didalam video itu masih kita cari siapa saja, dan akan dilakukan pembinaan, tentu siswanya akan kita bina untuk bisa membedakan seni yang patut untuk dicontoh” tutupnya.

Reporter: Nur Anisah

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version