BAUBAUFEATURED

Walikota Baubau Lepas Tim Relawan Bantu Korban Bencana di Sulteng

507
×

Walikota Baubau Lepas Tim Relawan Bantu Korban Bencana di Sulteng

Sebarkan artikel ini

BAUBAU – Sebagai bentuk rasa kepedulian terhadap korban bencana gempa dan Tsunami yang terjadi di Kota Palu, Donggala dan Sigi Sulawesi Tengah (Sulteng), Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengirim tim relawan yang berjumlah sekitar 28 orang untuk membantu korban bencana di Sulteng.

Walikota Baubau AS Tamrin berpesan agar tim relawan yang dikirim ke Sulteng untuk menjaga diri dan nama baik daerah. Dan yang lebih penting harus saling melakukan koordinasi satu sama lainnya. “Jangan egois, jangan pentingkan diri sendiri. Intinya harus saling mendukung dan bekerja sama dengan teman-teman dari daerah lain,” pesan Tamrin, saat melepas tim relawan di Rumah Jabatan wali Kota Baubau, Jum’at (5/10/2018).

Ketua DPD PAN Baubau itu memberikan apresiasi kepada para relawan yang tergabung dari beberapa instansi dan organisasi tersebut, karena dengan sukarela telah mendaftar untuk menjadi relawan untuk korban gempa dan tsunami di Palu.

“Sampai di Sulteng, para relawan harus betul-betul membantu korban bencana. Karena sikap dan prilaku relawan akan menunjukkan representasi dari orang Buton. Tetapi, harus berhati-hati juga karena disana banyak bahaya seperti yang kita lihat dimedia-media, misalnya seperti penjarahan,” ujarnya.

Ditempat sama, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDD) kota Baubau, La Ode Muslimin Hibali menambahkan, relawan yang diberangkatkan oleh pemkot Baubau berjumlah 28 orang yang terdiri dari anggota BPBD, Palang Merah Indonesia (PMI), Tenaga Medis, Pemadam kebakaran (Damkar), tekhnisi kelistrikan dan Mahasiswa.

Muslimin menambahkan, relawan yang diberangkat ke Palu itu, selain karena sudah memiliki keahlian dan pengalaman sebagai relawan bencana, ada juga tim relawan yang diakomodir dengan alasan sebagian keluarga relawan tersebut belum ditemukan hingga saat ini.

“Seperti Tim relawan dari Mahasiswa mengaku jika ada keluarganya di Palu yang belum ditahu keberdaannya bahkan hilang kontak. Atas dasar inilah kami berangkatkan. Para relawan ini akan berada di Palu paling cepat satu minggu dan paling lama sepuluh hari,” tutupnya. (b)

Report er: Ardilan.


You cannot copy content of this page