NEWS

Warga Andoolo Konawe Selatan Jadi Korban Penganiayaan Karena Politik

2816
×

Warga Andoolo Konawe Selatan Jadi Korban Penganiayaan Karena Politik

Sebarkan artikel ini
Korban Ruslan saat melakukan visum di RSU Konsel

KONAWE SELATAN – Bersitegang lantaran berbeda pilihan dipemilihan kepala desa (Pilkades), warga Dusun III (tiga) Desa Andoolo Kecamatan Andoolo, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) jadi korban penganiayaan oleh tetangganya sendiri.

Peristiwa penganiayaan itu terjadi pada Jumat, 20 Mei 2022 dini hari, sekitar pukul 02:30 Wita. Ketika korban bernama Ruslan  (36) hendak pulang kerumahnya usai mengunjungi rumah pamannya. Setibanya dirumah, Ruslan melihat sudah ada Kades Andoolo Zainal Silondae, bersama oleh pelaku Namsir, yang merupakan kepala Rukun Tetangga (RT) dilingkungan dusun tiga.

“Setelah bertemu, pak desa kemudian menanyakan seorang warga bernama edi, namun saya menjawab tidak tau, lalu setelah itu pek desa kembali menyerang saya berbagai pertanyaan dengan nada keras tegas serta tendensius, menyerang pribadi saya,” ungkap Ruslan saat di temui di Polsek Andoolo usai mengajukan laporan.

“Secara spontan sayapun mengeluarkan kalimat pembelaan dalam perdebatan itu. Namun secara tiba-tiba Namsir menyerang dengan mencekik leher saya hingga sayapun terjatuh dan meminta pertolongan kepada adik saya,” sambung Ruslan.

Baca Juga : Kekerasan Anak di Kendari Meningkat

Ruslan mengaku, saat dirinya dianiaya, pelaku juga mengancam akan menghabisi nyawanya. Kata Ruslan pelaku meneriakkan kalimat “Saya bunuh kamu,” sembari mencekik leher korban.

“Saat saya dianiaya pak desa juga tidak melerai, nanti saya beteriak meminta pertolongan kemudian adik saya keluar melerai, barulah saya mengamankan diri,” kesal Ruslan.

Menurut Ruslan, kemungkinan besar motif penganiyaan itu terjadi karena beda pilihan calon kades. Ruslan, mengaku dirinya terdeteksi tidak mendukung anak kades yang maju pada pilkades tahun ini yang bakal digelar hari minggu 22 mei 2022.

Apalagi, lanjut Ruslan, sebelum kejadian dirinya terlihat hendak menuju ke dusun IV. Namun dirinya memutuskan putar balik menghidari mereka.Sebab saat itu mereka, pelaku bersama para timses kubu sebelah sedang melakukan ronda sembari pesta miras ditengah jalan.

“Motifnya mungkin karena saya tidak mendukung anak pak desa, atau mungkin mereka berfikir saya sedang melakukan kampanye mencari dukungan. Sehingga  pak desa dan Namsir mendatangi saya,” terang Ruslan.

Baca Juga : Wagub Sultra Bilang Pelantikan PJ Bupati Mubar, Buteng dan Busel di Gelar 23 Mei

Tak hanya itu, lanjut Ruslan membeberkan sebelum kejadian penganiayaan dirinya juga menerima ancaman dan intervensi melalui pesan whatsapp dari tentangganya yang merupakan seorang pengacara.

“Ko khianati saya brow, saya pulang dari Wakatobi liat hasilnya. Kamu PKH kamu yang koordinator sinimi pale kita baku pecah, mulai besok kita baku garu,” isi WhatsApp pengacara itu.

Kepada pihak kepolisian, Ruslan berharap semoga pelaku secepatnya diamankan, sebab kata Ruslan, atas kejadian yang menimpahnya, dirinya mulai merasa tidak nyaman.

“Yang jelas rasa takut,dan trauma itu ada, apalagi pelaku masih berkeliaran, tentu saya akan selalu merasa terancam,” ungkapnya.

Sementara itu, Kapolsek Andoolo, AKP Juwanto membenarkan peristiwa tersebut. Pihaknya telah menerima laporan dari Ruslan dan Namsir Pasalnya, kata ia, keduanya sama-sama melapor sebagai korban.

Baca Juga : FIB UHO Gelar Program Desa Binaan di Pulau Balu

“Laporan telah ditindaklanjuti, masing-masing korban telah dimintai keterangan, kini masih menunggu hasil visum. Kami juga akan mengambil keterangan semuanya (saksi),” terangnya.

Dirinya menjelaskan, akan mengusut kasus tersebut sesuai prosedur. Setelah mengambil keterangan saksi dilanjutkan dengan gelar perkara.

“Gelarnya nanti bukan di kami, nanti gelarnya di Polres Konsel. Setelah terang masalahnya pasti akan disampaikan perkembangannya. Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya,” ujarnya.

Terkait kronologis, pihaknya belum bisa memberikan gambaran persisnya. Mengingat keduanya punya versi masing-masing. Artinya masih subjektif.

“Intinya usai kejadian, keduanya saling lapor. Sama-sama merasa dianiaya. Kini masih penyelidikan. Jika semua keterangan sudah ditarik, dan hasil visum sudah keluar, baru bisa kita rangkai secara utuh kejadiannya. Yang jelas memang ada kejadian,” bebernya.

Baca Juga : Wali Kota Kendari : Pembebasan Lahan di Abeli Jangan Ada Masalah

“Sebab, tahapannya itu setelah penyelidikan, ditemukan unsur pidana, dicari siapa yang diduga melakukan perbuatan pidana, baru kita naikan ke penyidikan,” imbuhnya.

Lebih lanjut ia mengungkapkan terkait Pilkades di wilayahnya semua persiapan dan giat untuk memastikan kondusifitas telah dilakukan. Telah terploting. Bakal dilakukan pergeseran pasukan (serpas). “Kami bergerak sesuai arahan pimpinan. Di Andoolo tiap TPS standby dua personil Polri dan ada yang mobile,” jelasnya.

AKP Juwanto mengimbau kepada seluruh masyarakat terlibat aktif memastikan Pilkades serentak khususnya di Andoolo berjalan aman dan kondusif.

“Mari bersama sama kita wujudkan Pilkades damai karena kita semua saudara. Masing-masing punya hak dan kewajiban sama sebagai warga negara, tampilkan yang terbaik. Siapapun yang menang harus diterima,” tekannya.

Penulis : Erlin

Facebook : Mediakendari

You cannot copy content of this page