NEWS

Warga Lokal Sultra Kurang Tertarik Menjadi Chef

858
Tampak Pengurus ICA, Badan Pengurus Daerah (BPD) Anoa Sultra, Saat Menjadi Narasumber di Program acara SPS, Senin 1 November 2021

KENDARI – Pengurus Indonesia Chef International (ICA) Badan Pengurus Daerah (BPD) Anoa Sulawesi Tenggara (Sultra) menilai ketertarikan warga lokal Sultra khususnya di Kota Kendari menjadi chef masih kurang. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya chef dari luar Sultra yang menjadi chef diberbagai hotel, warung makan dan restoran di Kota Kendari.

Salah seorang chef yang juga pengurus ICA BPD Sultra, Chef Pedro mengatakan tantangan terbesar berkembangnya peluang kerja chef di Sultra terutama di Kota Kendari adalah ketidaktertarikan warga lokal Kota Kendari menjadi chef karena pemahaman yang keliru akan profesi chef.

Ia menilai banyaknya anggapan masyarakat yang mengatakan menjadi chef kurang menjanjikan masa depan, bahkan ada yang mengatakan menjadi chef itu pekerjaan rendahan adalah pernyataan keliru. Padahal profesi chef itu sangat menjanjikan bahkan chef disejajarkan dengan profesi pengacara atau profesi konsultan.

“Kita bisa lihat kebanyakan yang menjadi chef berasal dari luar, kenapa bukan dari kita sendiri, ini karena orang berpikir ngapain kerja di dapur, atau orang berpikir ketika kerja di dapur paling kerja cuci piring itu pekerjaan rendahan, oh itu salah besar chef juga bisa bergaji sampai Rp 20 juta perbulan,” terang Pedro, kepada Media Kendari.Com usai menjadi narasumber di Program Acara Selamat Pagi Sultra di studio Mektv, Senin, 1 November 2021.

Ditanya tentang program ICA, Ketua ICA Sultra chef Odhi mengatakan ICA Sultra secara formal terbentuk sejak 2010 dan sampai kini telah memiliki 50 orang anggota. Tujuan ICA dibentuk di Sultra adalah memperkenalkan profesi chef di mata masyarakat bahkan ke dunia, sedangkan misinya berkomitmen dengan pemerintah untuk memperkenalkan aneka ragam kuliner nusantara ke dunia.

Odhi mengungkapkan selain memiliki badan pengurus daerah (BPD) di seluruh Indonesia, ICA juga memiliki kantor cabang di luar negeri seperti di Australian, Jepang dan Eropa.

Chef Odhi berharap kedepan dengan adanya ICA akan terjadi regenerasi chef, adanya kemauan anak lokal menjadi chef. “ Kami-kami ini suatu saat akan pensiun atau tidak aktif lagi sebagai chef, makanya perlu ada regenerasi,” tukasnya.

Sementara itu pengurus ICA Sultra lainnya Chef Yadi mengungkapkan untuk menjadi anggota ICA cukup muda, tinggal menghubungi pengurus ICA Sultra disertai dengan KTP dan pas foto.

Keuntungan menjadi anggota ICA selain mendapatkan berbagai informasi tentang masakan dan chef juga dapat memperoleh bimbingan tentang tata cara membangun dunia usaha kuliner mulai dari sistemnya, manejemenya, bagaimana operasionalnya dan bagaimana kondisi kedepan.

“Menjadi anggota ICA itu tidak harus chef yang penting ada kemauan dan hobi memasak itu sudah cukup apalagi bagi teman-teman UMKM,” jelas Yadi.

Sementara Chef Justan yang merupakan chef termuda mengaku tertarik menjadi chef karena banyak pengetahuan baru dan bimbingan dari chef-chef senior. “Awalnya saya tidak tertarik menjadi chef tapi setelah saya berkenalan dengan chef Odi, eh tak taunya lama kelamaan mulai tertarik hingga memberanikan diri menjadi chef,” pungkasnya.

Penulis : Redaksi

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version