NEWS

Warganya Meninggal, Bupati Konut Protes Disebut PDP Covid-19

561
Bupati Konawe Utara, Ruksamin. Foto: IST

Reporter: Mumun

WANGGUDU – Bupati Konawe Utara (Konut) Ruksamin keberatan jika warganya berinisal AL (56) yang meninggal dunia di RS Bahteramas, pada Jumat 8 Mei 2020 disebut Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19.

Ruksamin yang juga Ketua Tim Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 di Konut mengatakan, dilihat riwayat almarhum AL (56) sudah sangat jelas. Dimana pada 24 April 2020 almarhum masuk IGD RSUD Konut dan langsung menjalani rapid tes hasilnya negatif.

“Ditanggal itu juga kita rujuk juga tengah malam, lalu besoknya tanggal 25 Mei 2020 di rapid tes lagi dan hasilnya negatif Covid-19,” kata Ruksamin, Jumat 8 Mei 2020.

Mantan Ketua DPRD Konut ini mengaku tidak menerima jika almarhum AL dikatakan PDP Covid-19. Bahkan lambatnya uji swab yang dilakukan pihak RS Bahteramas menjadi pertanyaan.

“Hanya sekali saja dilakukan rapid tes yang kedua di RSUD Bahteramas yakni 2 Mei 2020 dan dinyatakan Reaktif. Kok itu yang diikuti. Sangat disayangkan juga pasien masuk sejak tanggal 24 April, kenapa swabnya nanti tanggal 4 Mei 2020,” ujarnya.

“Yang membuat kita sangat menyesal karena dua kali di rapid tes negatif. Satu kali reaktif kok langsung di vonis kalau itu positif, sedangkan hasil swab belum tiba,” terangnya.

Ketua DPW PBB Sultra ini meminta agar sistem yang ada di RS Bahteramas ditata ulang. Karena dampaknya sangat besar kepada keluarga almarhum. Menurutnya harusnya RS Bahteramas belajar dari kasus Udin, yang langsung divonis positif Covid-19 dan ternyata hasilnya swabnya negatif.

“Kasian keluarga yang ditinggal. Hasil belum valid malah dipublikasikan positif. Saya tidak terima. Mana ada pengalaman lagi saudara Udin, mereka rapid tes positif, setelah ada hasil swab terlihat dia negatif,” katanya.

Meski demikian, Ruksamin mengaku lapang dada menerima alhmarhum AL dikatakan PDP Covid-19, jika hasil swabnya telah keluar dan hasilnya memang positif.  “Saya paham persoalan medis. Apalagi beliau Almarhum kita sama-sama tau riwayat penyakitnya. Tim medis pasti lebih paham,” ujarnya.

“Kita tidak menyangkal jika itu memang hasil swab lalu positif. Yaa kita mau apa, harus kita terima dan kita lakukan upaya pengobatan untuk menyembuhkan. Tapi ini, belum datang hasil swab lalu rapid tes yang satu kali itu yang diikuti dan meninggalkan hasil rapid tes yang dua kali negatif,” tutup Ruksamin.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version