NEWS

Waspada DBD, Pemkab Konawe Ajak Masyarakat Terapkan ini

852
Ilustrasi DBD

KENDARI, MEDIAKENDARI.COM – Kepala Dinkes (Dinkes) Kabupaten Konawe drg Mawar Taligana, meminta masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) guna mencegah adanya kasus denam berdarah dengue (DBD) Kata dia, cuaca saat ini, sangat berpotensi munculnya DBD sehingga masyarakat patut untut waspada.

“Cuaca antara musim penghujan dengan musim kemarau seperti sekarang ini kelembaban suhu udara yang tinggi menyebabkan nyamuk mudah untuk bersarang,” bebernya beberapa waktu yang lalu.

Mawar membeberkan, saat ini sudah ada kasus DBD sehingga masyarakat khususnya anak-anak yang rentan terserang menjadi perhatian khusus.

Baca Juga : Verivali Data Keluarga, Upaya Penurunan Resiko Stunting di Wilayah Sultra

“Untuk mencegah penyakit mematikan tersebut, masyarakat di Konawe disarankan melakukan pola hidup bersih dan sehat dengan cara melakukan aktivitas 3 M yakni, menguras, menutup tampungan air, dan mengubur barang yang berpotensi menampung air,” bebernya.

Menurut orang nomor sata di jajaran Dinkes Konawe ini, DBD disebabkan virus dengue yang dibawa nyamuk Aedes Aegepty, Penyakit ini ditandai dengan gejala khas seperti demam tinggi tanpa gejala lain, misalnya tanpa batuk, pilek, atau sesak napas.

”Beberapa pasien juga mengeluhkan gejala nyeri di belakang mata, sakit kepala, nyeri sendi, hingga munculnya bercak merah pada kulit atau perdarahan,” urai Mawar.

Baca Juga : Indonesia Raih Penghargaan Kependudukan yang Kedua Kali dari PBB

Menurutnya, penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tak jarang penyakit DBD menimbulkan korban jiwa jika tidak cepat ditangani.

Terlebih lagi jika pasien DBD telah memasuki fase berbahaya dan terjadi pada anak-anak berusia lebih muda yang belum dapat mengutarakan kondisi.

Oleh karena itu, tak sedikit pasien DBD kemudian dirawat di rumah sakit untuk dipantau lebih ketat kondisinya.

“Mengenai perjalanan penyakit, ada tiga fase DBD, yakni hari 1-3 disebut fase febrile tanpa perdarahan. Dalam fase ini biasanya terjadi gejala awal seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri sendi, dan nyeri belakang bola mata. Setelah memasuki hari 4 sampai 5, demam cenderung turun. Pada tahap ini, pasien mulai memasuki fase kritis,” tukas dia. (RED)

Facebook : Mediakendari

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version