JAKARTA – Pemerintah indonesia mendapatkan tawaran bantuan internasional dalam penanganan kemanusiaan korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng). Adapun negara yang dimaksud masing-masing Australia, Amerika Serikat, Maroko, Korea selatan, Uni Eropa, Tiongkok, Singapura, Turky, Philipina, Swiss. Hal ini dibenarkan, Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, Senin (1/10/2018).
Dikatakannya, berdasarkan penyampaiyan Preisden RI Joko Widodo kepada Menteri Luar negeri (Menlu) Minggu, (30/9) malam, dimana Pemerintah Indonesia terbuka lebar untuk menerima uluran tangan internasional demi penangan kemanusiaan di Sulteng.
“Semalam Presiden telah menyampaikan kepada Menteri Luar Negeri bahwa Pemerintah indonesia menerima bantuan internasional sesuai dengan kebutuhan, sehingga banyak negara-negara sahabat yang sudah menawarkan bantuan kemanusiaan di Sulteng,” terangnya.
Walaupun begitu, kata dia, dalam tawaran bantuan internasional ini bukanlah pemerintah indonesia yang meminta bantuan kepada negara lain akan tetapi negara lain yang menawarkan diri untuk memberikan bantuan kepada Pemerintah Indonesia.
Ia menjelaskan, dalam menangani bantuan internasional tersebut pihaknya dan Menteri Luar Negeri akan dibantu oleh Asean Coordinating Center for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Center) baik dalam proses koordinasi maupun Registrasi darurat Internasional berdasarkan regulasi dan mekanisme yang telah tetapkan.
“Kalau menurut regulasi yang ada memang sudah ada aturan-aturan yang mengatur bagaiman mekanismenya bantuan internasional. jadi sudah ada pernyataan resmi pemerintah BNPB bersama kementerian lembaga menyiapkan formulir yang ada dan kemudian kementerian luar negeri menyiapkan informasi,” lanjutnya.
Dikatakannya, berdasarkan arahan yang diterima pihaknya dari Menkopolhukam, jika tawaran yang diajukan oleh pihak asing kepada pemerintah indonesia, terlebih dahulu akan kembali di sharing berdasarkan kemampuan negara tersebut artinya negara indonesia tidak serta merta menerima tawaran itu begitu saja.
“Bantuan internasional harus selektif, dan kita fokus pada negera-negara yang menawarkan bantuan kepada pemerintah indonesia dan negara-negara yang memang memiliki kapasitas. Dan berdasarkan identifikasi awal ada beberapa kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan seperti alat angkut udara, tenda pengungsi, Wate treatment, Genset, rumah sakit lapangan, tenaga medis dan Bad booking,” paparnya (b)
Reporter: Suriadin.