Reporter: Ferito Julyadi / Editor: Kang Upi
KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat 10 dari 17 sektor lapangan usaha mengalami alami kontraksi atau penurunan pertumbuhan akibat pandemi, sedangkan tujuh sektor masih tumbuh positif.
“Hal itulah yang menyebabkan kinerja ekonomi Sultra pada triwulan II-2020 mengalami kontraksi sebesar 2,39 persen y to y atau tahun ke tahun,” terang Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti, Rabu 5 Agustus 2020.
Agnes menjelaskan, dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dari lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 10,61 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, dicapai komponen ekspor barang dan jasa sebesar 11,06 persen.
Sementara itu, kata Agnes, untuk kategori q to q atau triwulanan, ekonomi Sultra triwulan II-2020 mengalami kontraksi 0,11 persen dibanding dengan triwulan sebelumnya.
“Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha administrasi pemerintahan sebesar 8,97 persen. Dan dari sisi pengeluaran dicapai komponen pengeluaran konsumsi pemerintah yang tumbuh sebesar 23,16 persen,” jelasnya.
Selanjutnya, untuk data ekonomi Sultra pada semester I-2020 tumbuh 0,88 persen c-to-c, angka tersebut diketahui melambat dibandingkan catatan yang sama semester I-2019.
Pada kategori ini, dari sisi produksi pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 8,95 persen. Dan dari sisi pengeluaran dicapai komponen ekspor barang dan Jasa yang tumbuh sebesar 17,74 persen.
Agnes juga berharap, agar wabah pandemi di Sultra segera berakhir sehingga bisa membangkitkan kinerja dan pertumbuhan ekonomi. “Semoga pandemi ini bisa segera berakhir, agar kinerja dan pertumbuhan ekonomi bisa membaik,” harap Agnes Widiastuti.